Sabtu, 29 Desember 2012

Muhasabah Cinta


Wahai... Pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu

Tuhan... Baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu

Kata-kata cinta terucap indah
Mengalun berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya ilahi....
Muhasabah cintaku...

Tuhan... Kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu....


EdCoustic

Kamis, 27 Desember 2012

Hidup Bukan Hanya Tentang Aku


Gambar diambil dari sini

"Hidup bukan hanya tentang aku, tetapi juga tentang kita dan mereka. Hidup itu juga tentang orangtuamu, tentang keluargamu, tentang orang-orang di sekitarmu, tentang negerimu dan tentang agamamu. Buat apa kita ada, kalau keberadaan kita tidak bermanfaat bagi orang lain dan manfaatnya tidak dirasakan oleh mereka”

 “Hidupmu dikatakan hebat kalau kau bisa menghebatkan orang-orang lemah. Doa mereka tiada bersekat, oleh karena itulah kau harus mendekat. Kebahagiaan di dalam dirimu, itu ada di dalam hati dan pikiranmu. Sementara di luar dirimu, kebahagiaan itu ada tatkala kau dekat dengan orang-orang yang perlu kau berdayakan.”

 “Martabatmu bukan ditentukan oleh banyaknya sertifikat dan bintang jasa di pundak dan dadamu. Tetapi ditentukan oleh seberapa kuat namamu ada di hati orang-orang di sekitarmu. Pujian sejati, bukanlah dalam bentuk gemuruh tepuk tangan tiada henti. Tetapi justru ada di dalam hati, ia keluar dalam bentuk doa di saat-saat sepi.”

(Almarhum HZ Arifin, seorang yang berkarir dari office boy hingga Vice President di Bank terkenal di dunia). 

Semoga bermanfaat.

Jumat, 21 Desember 2012

Ada Kasih Sayang Allah di Balik Ujian yang Datang


Gambar diambil dari sini

Setiap insan yang ada di muka bumi ini memiliki episode kehidupannya masing masing, dan tentu di setiap episode kehidupan yang berjalan tidak dapat di pungkiri bahwa di dalamnya selalu ada ujian yang datang. Ujian ini bisa jadi berupa teguran dan juga bentuk kasih sayang dari Allah SWT, tergantung bagaimana kita menyikapinya dengan hati yang bersihkah atau dengan hati yang keruh dengan noda hitam. Maka Hanya insan yang berhati bersihlah yang mampu mengambil saripati hikmah dari setiap ujian yang Allah berikan kepadanya, bahwa sesulit apapun ujian yang datang pada dirinya akan diyakini bahwa itu sebagai bentuk kasih sayang Allah kepadanya agar ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari episode episode sebelumnya. Sementara bagi seorang insan yang berhati keruh akan menganggap setiap ujian yang hadir merupakan bencana yang tak ada ujung penyelesaian masalahnya, sehingga muncul rasa cemas, gelisah, dan kepanikan yang tidak menenangkan lahir dan batin.

Ada rahasia dibalik rahasia atas setiap ujian yang Allah berikan kepada setiap makhluk-Nya. Karena sungguh Allah memiliki alasan mengapa Ia menurunkan ujian kepada Hamba HambaNya, bukan semata mata karena ingin memberikan teguran, tetapi harus kita yakini ini adalah bentuk training dari Allah kepada diri kita agar kita bisa menapaki derajat insan yang beriman di sisi Allah SWT. Sungguh Allah tidak akan menguji suatu kaum melainkan sesuai dengan kemampuannya. Allah tidak akan menguji hambaNya di luar batas kemampuan hambaNya, maka yakinlah bahwa di setiap ujian yang Allah berikan kepada kita mampu untuk kita hadapi, karena yang menjadi masalah adalah bukan ujian yang datang, tetapi bagaimana cara kita menghadapi dan mengambil hikmah dari setiap kejadian yang datang kepada kita. Laksana anak kecil yang akan naik kelas dari mulai kelas 1 ke kelas 2, maka untuk bisa mencapai ke kelas 2 sang anak pun harus bisa melewati ujian apakah ia mampu untuk lulus masuk ke kelas 2 atau tidak. Ujian Allah bisa datang kapan saja dan dari arah yang tidak di duga duga, ia seperti angin yang sulit untuk kita terka arah datangnya. Maka hal yang kemudian harus kita siapkan adalah bukan untuk mengetahui kapan ujian itu datang, tetapi seberapa siapkah diri kita untuk menyiapkan manuver keimanan ketika ujian itu datang.

Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:

Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ’Azza wa jalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi).

Sudah seharusnya kita menjadikan ujian yang datang sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Memiliki semua jawaban atas setiap permasalahan hidup kita. Ujian yang datang membuktikan bahwa diri kita ini begitu lemah, sehingga kita membutuhkan pertolongan Allah SWT. Ujian yang datang bukan karena Allah benci kepada kita, tapi sungguh karena Allah sayang kepada kita.

Simaklah Firman Allah SWT yang begitu indah ini,

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu? Yang memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan bagimu sebutanmu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. (QS. Alam Nasyrah/94:1-8)

Melalui Ayat ini Allah SWT ingin mengingatkan kepada kita akan janjiNya bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, dan harus kita yakini bahwa Allah memiliki banyak pintu kemudahan agar kita bisa melewati setiap ujian yang datang, maka sudah seharusnya kita mengikutsertakan selalu hati yang bersih dan keyakinan yang menghujam di dalam dada kita akan dekatnya pertolongan Allah mana kala kita pun dekat denganNya. Jangan pernah ragu akan janji datangnya pertolongan Allah, Allah lah yang punya kuasa membalikkan keadaan, Allah lah yang memiliki kuasa menjadikan kita tersenyum bahagia selepas kita menangis, dan Allah lah yang memiliki kuasa atas setiap jawaban di setiap ujian yang kita hadapi, Jangankan Menenangkan ombak yang ganas, menenangkan air mata kita yang larut di pipi dan mengubahnya menjadi senyuman yang manis pun Allah sudah pasti sanggup. Maka untuk apa kita ragu, yakinlah ada kasih sayang Allah di balik ujian yang datang dan mulai saat ini, ketika ada ujian yang datang haruslah kita Hadapi, Hayati dan Nikmati. Karena sungguh bisa jadi ujian yang Allah berikan kepada kita adalah sebuah undangan khusus dari Allah agar kita bisa kembali dekat denganNya.

Wallahualam Bissawab.



Sumber : http://www.dakwatuna.com/2012/12/25679/ada-kasih-sayang-allah-di-balik-ujian-yang-datang/

Kamis, 20 Desember 2012

Sang Raja dan Sahabat Karibnya

Ada seorang raja yang setiap pergi berburu selalu ditemani oleh seorang sahabatnya yang terkenal dengan ketaqwaannya.

Tiap kali Sang Raja menemui sesuatu yang tidak mengenakkan, sahabatnya selalu berkata, “Semoga itu yang terbaik, insya ALLAH.”

Kata-kata ini selalu diulangnya pada setiap kejadian yang secara dzahir adalah kejadian buruk.

Pernah suatu hari, saat Sang Raja berburu bersama sahabatnya, ditemani oleh pengawalnya, jari Sang Raja terkena tombak dan terpotong. Darahpun mengucur. Lantas sahabatnya berkata, “Semoga itu yang terbaik, insya ALLAH.

Sang Raja pun marah mendengar jawaban dari sahabatnya dan memerintahkan pengawalnya unțuk memenjarakannya.

“Apa yang dikatakannya saat kalian menutup pintu penjara?” Tanya Sang Raja kepada pengawalnya.

Ia hanya mengatakan, “Semoga ini yang terbaik, insya ALLAH,” jawab Sang pengawal.

Suatu ketika Sang Raja pergi berburu tanpa ditemani oleh sahabatnya. Ia pun tersesat di hutan. Kebetulan di hutan itu ada sekelompok suku yang menyembah kepada benda mati. Tiap tahun mereka mencari mangsa untuk dipersembahkan kepada sesembahannya. 

Dan ditangkaplah Sang Raja tersebut. Namun, pada saat Sang Raja diperiksa didapati bahwa jarinya tidak lengkap. Mereka pun menolak mengorbankannya, sebab korban harus dalam kondisi yang sempurna.

Sang Raja lalu dilepas dan ia kembali ke istananya. Akhirnya, Sang Raja menyadari kebenaran apa yang telah diucapkan sahabatnya. Sahabatnya pun dikeluarkan dari penjara.

Sang Raja kemudian bertanya kepada sahabatnya, “Ketika engkau mengatakan,  semoga itu yang terbaik, insya ALLAH pada saat jariku terpotong, aku menyadari bahwa kebaikan itu adalah aku tidak jadi disembelih unțuk dijadikan sesembahan karena fisikku tidak sempurna.”

Sekarang aku balik bertanya, “Di saat engkau dalam penjara, apakah kebaikan itu?”

Sahabatnya pun menjawab, “Andaikata pada saat itu saya bersamamu, maka mereka akan menyembelihku sebagai penggantimu. Itulah yang terbaik buat saya, kenapa saya mengatakan SEMOGA INI YANG TERBAIK, INSYA ALLAH daripada harus marah-marah, mengoceh, mengeluh dan menyumpah atau mengatakan kata-kata buruk lainnnya." 

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”
(Al-Baqarah : 216).

Semoga Bermanfaat.


Ash-Shofwah

Rabu, 19 Desember 2012

Sabar Dan Syukur




Kadangkala kita diuji atas doa kita
Dan ujian itu kadang awal dari terkabulnya doa
Bukankah sering ketika kita berdoa agar dijadikan orang sabar justru barbagai cobaan menerpa kita?

Ya, karena bagaimana mungkin kualitas sabar kita terasah jika tidak pernah menghadapi cobaan?

Sabar dalam kenyamanan itu mudah
Tapi sabar dalam dera cobaan itu tidaklah seperti membolak-balikkan telapak tangan
Bersyukur dalam kemapanan dan kebahagiaan itu wajar
Namun tetap menjaga syukur saat segalanya terasa sempit dan menyesakkan
Sesungguhnya itulah syukur yang luar biasa

Ya Allah…Ilahi Robbi...
Ajari aku untuk bersabar…
Ajari aku untuk senantiasa Ridho atas takdir-Mu…

Ajari aku Yaa Robbi…
Ajari aku untuk memperbaiki hatiku
Allah…
Ajarilah aku…

Senin, 10 Desember 2012

Menulis Pembuka Yang Memikat # 4


Ini adalah materi kelanjutan dari “Menulis Pembuka Yang Memikat # 3”. Maaf baru sempat posting kelanjutannya. Dan kali ini adalah postingan terakhir dari materi “Menulis Pembuka Yang Memikat”. Alhamdulillah, semoga bermanfaat.

Pembuka # 8 : Pertanyaan / Dialog

Membuka cerita dengan pertanyaan atau dialog, yang mengarah pada tema cerita yang ingin disampaikan.

Tujuan : mementikkan rasa penasaran pembaca dari pertanyaan / dialog. Kebanyakan motivasi untuk terus membaca datang dari pertanyaan. Membaca adalah proses pencarian jawaban.

Kelebihan : pertanyaan (dalam dialog) membawa pembaca langsung pada adegan (terjun di tengah-tengah aksi)

Contoh Pembuka Pertanyaan / Dialog

“Saya ada pesan penting untuk Anda, Dr. Beckwith.”
“Saya sibuk sekali saat ini. Dapatkah saya menghubungi Anda kembali?”
“Sebenarnya saya lebih senang jika bisa berbicara langsung dengan Anda, Profesor.”
“Dapatkah Anda datang ke Boston sebelum pukul lima?” tanya Wakil Sekretaris pada Konsulat Prancis.
(Man, Woman, and Child, Erich Segal)

“Peter, apakah mereka sudah kelihatan?”
         
Ini pertanyaan yang diajukan pada 20 Mei 1859 kepada pelayannya oleh seorang lelaki yang baru berumur empat puluh, yang memakai jas panjang berdebu dan celana panjang kotak-kotak, ketika dia keluar tak bertopi dengan langkah-langkah pendek di sebuah stasiun di jalan raya X.
(Fathers and Sons, Turgenev)

Pembuka # 9 : Aksi / Adegan
Membuka cerita dengan gerakan (action) atau adegan. Sering sudah merupakan gabungan antara aksi, seting, dan tokoh.

Tujuan : untuk menangkap perhatian pembaca dengan segera.

Kelebihan : langsung membuat pembaca tersedot dalam cerita (penasaran) karena langsung masuk dalam adegan.

Contoh Pembuka Aksi / Adegan

Lemparan bola itu tinggi dan lebar. Dia melompat untuk menangkapnya, merasakan bola itu menampar tangannya dengan keras, saat dia menggerakkan pinggulnya untuk melepaskan terkaman pemain yang menerjangnya.
(The Eighty-Yard Run, Irwin Shaw)

Museum Louvre, Paris, 10:46 Malam
Kurator terkenal Jacques Sauniere menatap jauh melintasi selasar berongga Galeri Agung Museum Louvre. Ia menerjang lukisan terdekat yang dapat ia lihat, lukisan Caravaggio. Dengan menceng-keram bingkai bersepuh emas itu, lelaki berusia 76 itu merenggutkan mahakarya itu ke arah dirinya. Lukisan itu terlepas dari dinding, dan Sauniere terjengkang di bawah kanvas.
(The Da Vinci Code, Dan Brown)

Dmitri bertanya, “Anda tahu kita diikuti, Mr. Stanford?”
“Ya.” Sudah sejak kemarin ia menyadari kehadiran orang-orang ini.
Harry Stanford mula-mula mengetahui kehadiran mereka karena mereka terlalu santai, dan berusaha terlalu keras untuk tidak memandang ke arahnya. Setiap kali Harry Stanford menoleh, ia melihat salah satu dari mereka di belakangnya.
(Morning, Noon, & Night, Sidney Sheldon)

CATATAN TENTANG PEMBUKA

Masih banyak macam pembuka lainnya. Sebagai misal: perjalanan, lelucon, pikiran tokoh, ramalan. Anda bisa menemukan pembuka terbaik ciptaan sendiri.
Inti pembuka sebenarnya adalah “mengarahkan pembaca”, dan bukan sekedar unik dan menarik.

Untuk mempersiapkan pembaca, segera setelah kalimat pembuka, perlu memperkenalkan tokoh, seting, permasalahan (krisis); sesuatu yang akan diselesaikan pada cerita berikutnya.
Dan sambil memperkenalkan semua unsur cerita, buatlah pembaca mulai melihat, mendengar, mengalami, dan terlibat dalam cerita.

Kata singkat tentang “pembuka”
  1. Banyak jalan menuju Roma
  2. Anda bisa memasuki kota itu dari sembilan pintu.
  3. Meski pintu yang Anda masuki memberikan pengalam-an tersendiri tentang Roma, begitu mencapai Koloseum, pengalaman pertama itu tidaklah terlalu penting.
  4. Kini Anda sudah bersama singa-singa lapar yang siap menerkam!
  5. Gunakan pembuka sesuai perannya :
Jalan masuk untuk menemukan sesuatu yang lebih besar daripadanya.
Harus “menuju” ke “sesuatu”.
Benang-benang cerita harus ada rajutan ke cerita selanjutnya.
Tempat paling gawat jika tidak beres, janji untuk konsisten pada tema, tempat, para tokoh dsb.
Jika tidak bisa menjaga janji ini, gantilah pembuka yang lain.

Jumat, 30 November 2012

Menulis Pembuka Yang Memikat # 3

Sebelum membaca yang ini, baca dulu materi 1 dan materi 2 karena saling berkaitan.

Pembuka # 4 : Kebutuhan / Motif

Membuka cerita dengan kebutuhan yang pasti, yang diperlukan tokohnya, yang jika kebutuhan itu semakin cepat dikenali semakin baik.

Tujuan : menyampaikan apa yang diinginkan tokoh. Boleh jadi keinginan / kebutuhan atau motif tokoh itu merupakan tema / gagasan utama cerita.

Kelebihan : pembaca bisa segera tahu apa yang diinginkan tokohnya (atau yang TIDAK diinginkannya)

Contoh Pembuka Kebutuhan / Motif

Dalam perjalanan ke stasiun, dengan sangat kecewa, William baru teringat bahwa dia tidak membawa apa pun untuk anak-anak. Anak-anak yang malang! Sungguh tidak adil bagi mereka. Kata-kata pertama mereka yang hampir selalu diucapkan saat menyambut kedatangannya adalah, “Oleh-olehnya apa, Ayah?” dan dia tidak membawa oleh-oleh apa pun.

(Marriage a la Mode, Katherine Mansfield)

Hasrat Luca Campelli untuk meninggal dikelilingi oleh buku-buku kesayangannya terwujud pada suatu malam di bulan Oktober.
Tentu saja ini adalah salah satu dari sejumlah hasrat yang tidak pernah diungkapkan dalam bentuk ucapan atau pikiran, tetapi orang-orang yang sudah melihat Luca di dalam toko buku antiknya tahu kalau itu adalah keinginannya.

(Libri di Luca, Mikkel Birkegaard)



Selasa, 27 November 2012

Di Balik Yang Dekat


Saya mendekati taksi biru itu. Sebenarnya saya ragu, karena Kramat Raya bukan jarak yang jauh dari Cempaka Emas, tempat saya berdiri sekarang ini. Paling 10-15 menit sudah sampai. Jarak sedekat itu tentu tidak sebanding dengan lamanya sopir taksi tersebut mangkal di tempat ini. Oleh karenanya, saya sudah bersiap untuk tidak kecewa.

Saya buka pintu belakang taksi itu.

"Kramat Raya, Pak?" tanya saya setengah ragu. "Mari, Pak!" kata sopir taksi itu mengiyakan, tanpa berpikir sejenakpun.

Tentu saja saya gembira, karena tidak menyangka lelaki itu bakal mau mengantar.

Saya segera naik ke jok belakang, menutup pintu. Taksi pun melaju. Sebentar kemudian berputar 180 derajat di perempatan Cempaka Putih. Sekarang melaju ke arah Senen.


Minggu, 25 November 2012

Menulis Pembuka Yang Memikat # 2




Ada beberapa cara untuk memulai cerita :

Pembuka # 1 : Seting

Cerita ini dibuka dengan pemaparan seting, seperti tempat, waktu, dan situasi.
Tujuan : memberikan gambaran seting cerita kepada pembaca, menempatkan pembaca pada tempat, waktu kejadian, dan / atau situasi cerita
Kelebihan : pembaca tahu berada di mana, kapan, dan / atau dalam situasi seperti apa; sehingga bisa mengantisipasi (bersiap-siap untuk menyambut) tokoh dan kejadian yang akan muncul.
Lebih tepat digunakan pada sebuah cerita di mana seting (tempat, waktu, situasi) sangat penting bahkan dominan dalam cerita tersebut.

Contoh Pembuka Seting :

Di pantai yang nyaman di French Riviera, kira-kira di tengah-tengah jarak antara Marseilles dan perbatasan Italia, berdirilah sebuah hotel yang besar, kukuh, dan berwarna merah muda. Beraneka pohon palem memberikan keteduhan di teras hotel yang mewah itu, dan di depannya terhampar pantai yang memesona. Belakangan ini, hotel tersebut menjadi tempat persinggahan orang-orang terpandang yang modis...

(Tender is the Night, F. Scott Fitzgerald)


Jumat, 23 November 2012

Sambung Ilmu di Bulan Berkah


Apa kabar facebookku?

Beberapa minggu ini atau bahkan sudah terlewat bulan, aku pun tidak berkeinginan untuk mengunjunginya. Entah mengapa, aku lebih suka ngeblog akhir-akhir ini. Kalau pun sempat, hanya sekedar mampir membuka-buka catatan yang ditag kepadaku. Dan baru tadi malam aku mencoba membukanya kembali.

Aku sendiri mempunyai beberapa komunitas di FB, komunitas para pecinta pena yang ingin belajar menulis, komunitas teman-teman sepengajian atau pun komunitas khusus buat keluargaku sendiri. Dan kalimat inilah yang aku temukan diantara komunitas teman-teman sepengajianku.

“Maaf, bukankah FB ini ditujukan untuk sambung ilmu? Kenapa di bulan berkah seperti ini tidak ada postingan soal amalan apa yang harus dilakukan ya? Apakah tidak menyadari banyak teman yang jauh atau sudah lama tidak mengaji menunggu kiriman ilmunya? Ayolah…jangan hanya foto-foto saja yang diupload! Maaf sekali lagi…jazakumullah.”


Degg, jantungku seperti berhenti berdetak. Sungguh, betapa aku merasa bersalah kepadamu. Walau sebenarnya kalimat itu bukan khusus ditujukan kepadaku tapi sebagai sahabat karibnya, aku pun merasa tersindir. Betapa aku lalai dan melupakan sahabatku nun jauh disana.


Selasa, 20 November 2012

Menulis Pembuka Yang Memikat # 1

Apa kesan pertama ketika kita akan membeli sebuah buku cerita, baik itu kumpulan cerpen, cerbung, cernak ataukah novel?

“Eh, lihat nih judulnya, aku bangeet..!”
“Covernya apalagi, ungu. Tahu nggak? Itu kan warna kesukaanku..!”

Pastinya kita akan berkomentar apa yang kita lihat langsung, bisa dari judul, cover atau bagian awal buku. Tapi lain lagi ceritanya bagi mereka yang sudah ngefan banget sama penulis favouritnya, apa pun karyanya pastinya dia beli dan pengin baca isinya. Tapi… belum tentu juga sih, kalau gak punya uang gimana? :) Kan bisa pinjam hehehe

Judul, cover atau bagian awal buku. Semua itu penting, tetapi akan lebih penting lagi apabila baris pertama dari cerita tersebut “memukau”, setidaknya “memikat”. Jika baris pertama ini membosankan, maka kesan pertama pun biasanya akan membosankan, dan begitu juga sebaliknya.


Jumat, 02 November 2012

Jadikanlah Sebagai Pengingat Buat Diri Kita

Uang Rp 20.000-an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal masjid
tapi begitu kecil bila kita bawa ke MAALL…

45 menit terasa terlalu lama untuk berdzikir,
tapi betapa pendeknya waktu itu untuk FB, BBM, YM dan KARAOKE...

Betapa lamanya 2 jam berada di Masjid,
tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menikmati pemutaran film di bioskop…

Susahnya merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau sholat,
tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman atau partner...


Senin, 29 Oktober 2012

Kaifa Tushalli

Beberapa hari yang lalu, aku bertemu dengan sahabat baruku di Asem Payung. Berawal dari pertemuan itulah, akhirnya kita pun menjadi dekat seperti saudara sendiri.
Suatu ketika dia pun curhat tentang perilaku saudaranya yang aneh menurutnya.

“Aneh gimana?” Tanyaku ketika itu.

“Itu, dia tuh sholatnya aneh, deh?”

“Jangan buru-buru menyimpulkan sebelum tahu kebenarannya? Emang saudaramu itu kalau sholat menghadap ke Utara? Timur atau Selatan? atau sholat sambil berkacak pinggang?” hehehe

“Bukan, bukan itu maksudku, kalau itu mah aku tahu. Gerakannya itu lho aneh, aku sendiri belum pernah tahu. Pokoknya aneh, deh. Gimana ya cara menasehatinya sedangkan aku sendiri bingung mau memulainya dari mana, takut salah dan tersinggung aja. Ayo…, bantuin aku dong!”

“Ayo, Mbak…, please!” Dia pun memohon-mohon.

“Eh, Adek punya nggak buku Kaifa Tushalli? Dulu ketika kita masih di asrama kan pernah ngaji kitab itu?” Mbak Jazim akhirnya mengingatkanku.

“Oh, iya. Insya Allah, aku punya kok Mbak tapi lupa naruhnya dimana? Aku belikan aja, deh!”

“Lho, kok aku dikasih bukunya, mauku langsung aja ke rumah saudaraku trus dibilangin yang benar seperti apa? Kalau baca bukunya mah kelamaan, Mbak?”

“Iya, kita tahu kok, tapi baca bukunya dulu apakah memang benar-benar gerakannya aneh? Di buku ini ada beberapa riwayat hadits yang membahasnya jadi jangan langsung menyalahkan. Kalau memang benar-benar ada yang harus kita benarkan, baru nanti kita ke rumah - bertahap jangan langsung - nanti malah tambah lari deh, bukan lari mendekat tapi menjauh...”
Pengin tahu bukunya seperti apa? Ini nih bukunya.


Masih ingat dengan Indahnya Kopdar yang pernah aku ceritakan kemarin? Buku inilah yang aku cari diantara tumpukan buku-bukuku. Gara-gara buku ini kamarku jadi berantakan, terlambat lagi ke tempat acara. Lho, kok yang disalahin bukunya, mestinya orangnya dong hehehe

Buku ini dinamakan Kaifa Tushalli. Ada yang tahu apa itu Kaifa Tushalli? Lihat saja judul bukunya! Kaifa Tushalli adalah sebuah buku tuntunan sholat menurut riwayat hadits berkenaan dengan ibadah sholat yang dilakukan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sholat adalah amal ibadah yang akan dihisab pertama kali di sisi Allah Ta’ala, disamping sebagai parameter bagi seorang muslim untuk mengoreksi diri berkenaan dengan rasa cinta taqorrubnya kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Sementara masih banyak dari kita yang menganggap sholat itu hanya sebagai beban kewajiban, kalau sudah sholat maka gugurlah kewajiban kita - belum sampai ketingkat kesadaran apalagi ketingkat kebutuhan.

Sementara disisi lain sering kita jumpai sebagian orang dengan mudahnya meninggalkan sholat. Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang mudah melalaikan sholat. Aamin.

Sebenarnya sudah banyak kitab yang membahas tentang tata cara sholat, namun umumnya ditinjau dari segi fiqih yang pembahasannya lebih mengarah kepada masalah syarat, rukun, syah dan batalnya sholat. Kemudian bagaimana dengan adab-adab sholat Rosulullah Shollalahu ’alaihi wasallam? Fahamkah kita? Padahal kita dituntut untuk sholat sebagaimana sholatnya Rosulullah, sebagaimana sabda beliau :

“Sholatlah kamu sebagaimana engkau melihat aku sholat”

Banyak contoh yang bisa kita pelajari dalam kitab ini, diantaranya adalah bagaimana meluruskan dan merapatkan shof. Bila shof tidak lurus atau rapat maka sholat belum sempurna. Kemudian bagaimana cara mengatur shof dan doa masuk shof pun dibahas di kitab ini. Dan tidak ketinggalan pula supaya lebih jelas lagi maka kitab ini pun disertai dengan gambar-gambar bagaimana shof yang sempurna dan kurang sempurna. Seperti contoh di bawah ini :


Tidak itu saja, seperti bagaimana takbir dan mengangkat kedua tangan, bagaimana posisi dan cara mengangkat kedua tangan, dilakukan pada saat apa saja dan seterusnya.

Kitab ini disajikan dengan uraian yang ringkas, mudah dicerna dan juga menyajikan indeks rujukan dalil dari berbagai riwayat hadits yang kuat dan lengkap sehingga kita bisa mengamalkannya secara mantap.

Selain itu, kitab ini juga disajikan sedemikian rupa dengan tanpa meninggikan pendapat dari suatu aliran atau golongan tertentu. Dengan demikian diharapkan dapat meredakan perpecahan yang mungkin timbul dari masalah ini.

Pengin tahu kelanjutannya? Baca segera kitab ini! Kitab ini ukurannya kecil, lho! Jadi mudah dibawa kemana-mana. Selain untuk diri kita sendiri nantinya juga bisa diajarkan kepada anak-anak kita atau orang lain yang membutuhkan. Tetapi yang terpenting, setelah mempelajari dan memahami kitab ini adalah senantiasa mengamalkannya. Mengerti tanpa mengamalkan sama saja dengan tidak mengerti.

Oh ya, kemarin sempat aku beli banyak karena banyak yang tertarik untuk mempelajari dan mengetahuinya lebih dalam dan kebetulan aku masih punya sisa 3 (tiga) di rumah. Aku beri kesempatan kepada 3 (tiga) komentar pertama untuk mendapatkan kitab ini secara gratis dan mohon untuk mengirimkan nama dan alamat lengkapnya ke alamat emailku : bulekluluk@gmail.com. Kutunggu ya!

Semoga bermanfaat. Aamin Ya Robb…





Jumat, 05 Oktober 2012

Indahnya Kopdar

“Dik, bukunya jangan lupa ya nanti, kasihan tuh Si Niken, dia sangat butuh sekali dengan buku itu.”

“Oke, Mbak. Aku kasih punyaku aja ya, aku belum sempat beli. Biasa deh Mbak, banyak amanah yang harus aku laksanakan.”

Kalau aku tidak teringat sebuah pesan dari Mbak Jazim, mungkin sampai nanti aku masih berkutat dengan angka-angka. Segera aku mengemasi barang-barangku dan cabut meninggalkan kantorku.

Waktu pun berjalan cepat, sudah hampir isya’, buku yang aku maksudkan belum ketemu juga. Gimana nih? Seingatku ada di lemari ini tapi kok nggak ada ya? Aku bicara sendiri dengan batinku.

“Dik, nggak lupa kan dengan alamat rumah makannya?” Ia mengingatkanku sekali lagi.

Aduh, aku taruh dimana ya? Sambil membongkar buku-bukuku yang sudah lama tak kubaca lagi. Hampir putus asa dan akhirnya, Alhamdulillah ketemu juga :)

“Iya, Mbak. Ini nih bukunya baru aja ketemu. Maaf kalau kelamaan nunggunya.”

Singkat cerita, aku pun sudah sampai di depan Rumah Makan Biyung. Dan aku ingat betul, sudah yang ketiga kalinya aku ke rumah makan ini. Pertama, ketika diajak Mbak Jazim mampir sekedar makan bersama Endang Ssn, salah satu sahabat penaku. Kedua, ketika menghadiri acaranya Teh Pipiet Senja bersama launching bukunya Endang Ssn dan yang ketiga ya sekarang ini, kita janjian di tempat dan ruang yang sama, ruang Kalimantan namanya.
Eh, ternyata mereka sudah pada ngumpul semua. Aku deh yang paling akhir :)

“Assalaamu’alaikum…”

“Wa’alaikumsalam...!” mereka menjawab salamku bersamaan.

“Kemana aja nih cah ayu, lama nggak keliatan batang hidungnya?”

“Iya, maaf. Aku lagi banyak kegiatan, nggak sempat kemana-mana,” jawabku sambil tersenyum.

“Makanya beli BB, biar nggak ketinggalan informasi!”

“Bukannya aku nggak bisa beli, tapi ada yang lain yang lebih penting yang harus aku dahulukan,” jawabku tanpa basa-basi.

“Iya..iya ngerti kok kita,” jawab mereka sambil tertawa.

Begitulah sebentuk cinta dan perhatian mereka kepadaku. Aku tahu, mereka hanya bercanda aja. Tak lupa kami pun foto bersama.

“Mau dong fotonya dikirim ke handphoneku,” pintaku.

“Makanya beli BB dulu!” sambil meledekku.

“Kan bisa pakai Bluetooth?” kataku sambil tersenyum.

“Hari gini masih pakai Bluetooth, nggak seru ah…” Kami pun tersenyum bersama. Biasa deh, sengaja mereka menyindirku karena hanya aku sendiri yang gak punya BB :) Gpp deh, yang penting foto-foto itu udah ada di tanganku.

Inilah salah satu fotonya, komunitas baruku para pecinta pena.


Bersama mereka berbagi bahagia...Mbak Jazim, Mbak Santi, Niken (yang baru dua kali ketemu), Endang Ssn dan aku sendiri :)

Tahu nggak, buku apa yang aku cari? Tunggu episode selanjutnya ya :)

Rabu, 03 Oktober 2012

Renungan Indah Hari Ini



Iman pergi ke sebuah Klinik untuk check up kesehatan rohani.
Pertama kali datang, Iman diukur tensi darahnya, ternyata Iman memiliki KELEMBUTAN HATI yang rendah.

Ketika temperatur Iman diukur, termometer menunjukkan derajat KEGELISAHAN hampir mencapai 40 derajat.

Ketika pemeriksaan jantung, saluran arteri tersumbat oleh berbagai KEKECEWAAN, KESEDIHAN, KEMARAHAN dan DENDAM sehingga memerlukan BY PASS.

Ketika Iman ke bagian Orthopedic, kelihatan tulang-tulang Iman mulai keropos oleh rasa CEMBURU dan IRI.

Dan pada saat memeriksakan mata yg mulai terganggu penglihatannya, diketahui penyebabnya karena mata iman sering MELIHAT KEKURANGAN orang di sekitarnya, sehingga kemampuan mata iman untuk melihat hal-hal yang indah dan baik mulai tertutup.

Dan ketika Iman mengeluhkan pendengarannya, terapis menyarankan Iman untuk mulai LATIHAN MENDENGAR SUARA KALAM ILLAHI DAN SESAMA setiap hari untuk lebih mensensitifkan pendengaran.

Setelah menjalani semua check up itu Iman mendapat konsultasi dan obat gratis atas kemurahan Alloh SWT utk mengobati semua penyakit nya tsb.

Obat yang diberikan adalah :
1. Setiap pagi minum segelas "RASA SYUKUR" atas segala yang dimiliki.

2. Setiap siang minum sesendok PIKIRAN POSITIF dan sesendok PENGAMPUNAN (mohon ampunan)

3. Setiap jam minum satu buah pil KESABARAN, secangkir KERENDAHAN HATI dan satu mangkuk KASIH.

4. Setiap pulang ke rumah sore hari minum satu dosis CINTA .

5. Setiap malam sebelum tidur minum kaplet SUARA HATI yang jernih, satu pil anti KESEDIHAN dan KEPUTUSASAAN krn peristiwa-peristiwa yang dialaminya hari ini.

6. Tidur berselimutkan DOA dan PENGHARAPAN .


Cara penyembuhan yang sangat murah tanpa biaya karena kekuatan terbesar itu ada pada diri kita sendiri untuk selalu mengingat akan kebesaran اَللّه


Semoga bermanfaat.

Sumber : Jaringan Iqtishodi Ash Shofvah
Gambar diambil dari http://www.tifanianglila.com

Jumat, 28 September 2012

Aku Akan Sabar Menunggu




Sudah keringkah airmatamu, Dik? Tiap kali kudengar isakmu, aku selalu dihinggapi rasa bersalah yang tak mudah untuk dienyahkan. Entah mengapa, ia seperti sebentuk bayangan hantu yang sepertinya selalu berdiri di belakangku. Sayap hitamnya akan mengepak menyergap diriku tiap kali tangismu mengembang. Runcing taringnya akan menghujam tubuhku tiap kali titik air membasahi sudut matamu. Dosa macam apakah yang telah kulakukan padamu, adikku? Kapankah ini akan berakhir? Barangkali sudah sekian kali aku salah langkah di matamu ... tanpa aku tahu. Meski yang kulakukan, menurutku, adalah yang terbaik, yang mampu kukerjakan.

Di hari yang fitri ini, sekali lagi, Masmu, yang telah banyak mengecewakanmu ini, minta maaf padamu dengan setulus hati. Yuk, kita perbaiki untuk hari-hari mendatang. Semoga Allah segera memenuhi harapan-harapanmu, dan tentu harapanku juga. Aamiin

Masmu yang sering mengecewakanmu

###

Segera kulipat surat itu dan kusimpan rapi di dalam buku diaryku yang tak lagi berwarna ditelan usia. Belasan tahun sudah, surat itu masih saja ada di sana. Tahukah engkau? Setiap kali aku membaca suratmu, air mataku tak pernah berhenti mengering. Aku menyadari, semua yang engkau lakukan itu adalah yang terbaik untukku. Maafkan aku, Mas!

Bagaimana kabarmu hari ini? Semoga Mas sekeluarga dalam keadaan sehat wal’afiat dan senantiasa dalam ridho-Nya. Sengaja aku menulis surat ini untukmu agar engkau tahu bagaimana dalamnya hatiku.

Mas yang selalu kurindu,
Setiap kali aku melihat Mas termenung, diam tak banyak bicara. Ingin rasanya aku mengajakmu bercanda, tertawa tapi aku bingung darimana aku harus memulainya? Senyum yang dulu selalu menghiasi wajahmu, sekarang tak lagi kutemui. Begitu juga dengan segala nasehatmu, tak kudengar lagi dari mulutmu. Tahukah, Mas? Aku kangen semua itu.

Masih ingatkah? Ketika aku pulang sekolah tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Aku hanya bisa termenung di sudut depan kelas, berharap ada yang menjemputku. Waktu itu, telpon rumah belumlah ada apalagi hape. Terlintas keinginanku untuk pulang sendiri dengan berjalan kaki tapi hujan tak bisa diajak kompromi. Sekolah pun mulai sepi, tapi aku masih saja berdiri di sana menunggu jemputanmu yang tak pasti.

Tiba-tiba kulihat dari kejauhan, Mas muncul dari balik pintu gerbang sekolah dengan mengendarai sepeda onthel kesayanganmu. Senyummu yang khas terlihat dibalik setangkai daun pisang yang kau bawa dengan tangan kirimu. Segera kau percepat laju sepedamu dan menghampiriku yang tak lagi sabar menunggu.

“Udah sepi, ya? Maaf, tadi hampir saja Mas lupa tidak menjemputmu.”

Kamu pun tersenyum sambil memberikan setangkai daun pisang itu kepadaku.
Aku pun ikut tersenyum malu menyambutmu.

“Trus, Mas pakai apa?”


“Mas nggak usah, pakai aja, nanti kamu sakit.”


Akhirnya aku menuruti saja perintahnya. Dia pun membiarkan tubuhnya basah kuyup demi aku, adikmu. Jujur, dalam diam aku mengagumimu. Begitu cinta dan sayangnya engkau kepadaku. Air mataku mengalir deras, sederas air hujan yang turun saat itu.

Dan ketika aku mulai mengenal yang namanya cinta, engkau selalu berkata,

“Sudahlah, serahkan semua kepada Allah. Kalau memang sudah waktunya, insya Allah, Dia akan memenuhi janjiNya. Percayalah padaNya, adikku. Mas nanti yang akan mencarikan, nggak perlu pacaran.”


Mas, tahukah engkau? Aku kini sudah tak muda lagi. Teman-teman sebayaku sudah mulai meninggalkanku, hidup bahagia bersama pilihannya. Dan aku tahu engkau pun tak henti-hentinya mencarikan belahan jiwa untukku seperti yang pernah engkau bilang kepadaku.

Dan setiap kali aku gagal berproses dengan seseorang, engkau juga yang selalu menguatkanku.

“Inilah jawaban dia. Terimalah dengan lapang dada serta sabar, seraya terus berharap kepada-NYA. Aku pun berdoa demikian untukmu. Selalu.” 


Tanpa membaca kalimat selanjutnya, aku pun sudah tahu maksud dari jawaban itu. Kalimat itulah yang masih saja terngiang di telingaku, membuatku semakin tegar dan kuat.

###

Bulan pun berganti tahun. Sudah sekian lama aku menunggu tapi hingga kini, Allah belum memenuhi harapan-harapanmu dan juga harapanku.

Jujur, ada setetes air bening jatuh di pipiku mengingat semua yang pernah terjadi. Apakah ada yang salah pada diriku, hingga Engkau belum mengabulkan permohonanku?

Ya Allah, ampuni hambaMu ini, 
Ampuni aku Ya Robbi
Ampuni atas segala khilaf dan dosa-dosaku
Dekatkanlah selalu aku padaMu
Ajari aku untuk selalu ikhlas dan ridlo menerima segala keputusanMu

Hanya satu pintaku
Jadikanlah ujian demi ujianMu ini sebagai penguat hatiku
Jangan biarkan aku jauh dariMu dan rapuh karenanya.

Masku yang berhati baik,
Kutulis surat ini dengan berlinang air mata. Terima kasih atas semuanya. Semua perhatian, cinta dan kasih sayang yang telah engkau berikan kepadaku. Jangan pernah berhenti mencarikan belahan jiwa untukku. Aku akan sabar menunggu sampai nafas terakhirku.


Rara,

Adikmu yang selalu setia menunggu hari indah itu datang menyapanya


Kamis, 20 September 2012

Hidup Tak Luput Dari Masalah


Konon di sebuah desa kecil di lereng pengunungan ada seorang penasehat yang bijaksana. Suatu hari seorang wanita yang putra satu-satunya telah meninggal, mendatangi penasehat tersebut dan bertanya, "Kekuatan apa yang anda miliki yang dapat mengobati rasa kecewa dan sakit hatiku?"

Ketika sang penasehat itu telah mendengar semua kisah hidup wanita ini, ia pun berkata,"Ada nyonya, tapi syarat pertama anda harus membawakan saya segenggam benih padi dari sebuah keluarga yang tidak memiliki masalah."

Wanita itu pun segera pergi ke sebuah rumah termewah di desa itu dan berpikir tentu tidak ada yang salah di rumah ini. Setelah ia menemui pemilik rumah, ia pun mendengar cerita yang sebaliknya, bahwasanya tuan rumah menceritakan ada banyak masalah yang jauh lebih besar yang belum pernah ia dengar.

Ia pun mendatangi rumah yang lain dan bertanya,”Apa keluarga anda tidak memiliki masalah?” “Justru kami memerlukan penasehat yang bisa mengeluarkan kami dari masalah yang kami hadapi,” jawab penghuni rumah itu.

Di lain hari ia pun mencoba mendatangi rumah demi rumah dan berharap apa yang ia cari selama ini bisa ia temukan tapi jawaban apa yang ia dapat dari penghuni rumah itu? Jawaban mereka pun tak jauh beda, “Oh, anda datang ke rumah yang salah. Tidak ada sebuah keluarga yang tanpa memiliki masalah.”

Setelah sebulan dalam pencarian, akhirnya ia kembali ke penasehatnya. Dan ia pun berkata, "Maaf Bapak, saya tidak dapat menemukan keluarga yang tidak memiliki masalah. Malahan saya banyak menasehati dan menguatkan beberapa keluarga yang begitu menyedihkan."

Penasehat itu bertanya,”Apakah hatimu masih sakit?"

Sambil tersenyum ia pun menjawab, "Tidak lagi Bapak. Setelah saya tahu orang yang nampaknya bahagia ternyata ia memiliki masalah yang jauh lebih banyak dari saya."

###

Kisah inilah yang menggugah hati saya untuk lebih menata hati dan memperbaiki diri ke yang lebih baik.

Banyak orang terjebak pada pola pikirnya sendiri, sehingga ia merasa menjadi orang yang paling malang, tidak seperti orang lain yang kelihatan begitu bahagia.

Kadang kita begitu sibuk memikirkan diri kita sendiri dan terlalu sibuk menjumlah kesulitan-kesulitan yang kita alami tapi ternyata kita lupa menghitung berkah dan segala kebaikan yang selama ini telah kita terima.

Jazakumullah saya haturkan kepada Bapak Soehar Djoepri yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi cerita penuh hikmah ini. Maaf ada beberapa kalimat yang sengaja saya rubah tapi yang pasti tidak merubah inti ceritanya.

Alhamdulillah melalui postingan ini menyadarkan saya bahwa rumput tetangga itu belum tentu lebih hijau dari rumput kita sendiri, yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menjadikan rumput kita lebih hijau, bukan hanya terlihat hijau tapi benar-benar hijau.

Wallahu’alam bisshowab

Gambar saya ambil di http://yuliani89.blogspot.com

Selasa, 11 September 2012

Terima Kasih Sayang

Ketika aku sampai di rumah Kakakku, tiba-tiba lampu mati begitu saja. Tapi anehnya, kenapa kok hanya di rumah Kakakku ya? Seketika itu juga tangis Ifa pun pecah. Ifa adalah keponakanku yang nomor enam dari Kakakku yang pertama. Aku tahu, dia itu takut sekali dengan gelap.

“Assalaamu’alaikum!” Tak ada jawaban

“Assalaamu’alaikum…!” Sekali lagi aku memberi salam.

Tetap tak ada jawaban, hanya terdengar tangisan Ifa. Buru-buru aku membuka pintu takut terjadi apa-apa dengan Ifa. Lho, pintu juga tidak dikunci, ada apa ini? Ketika aku membuka pintu, ternyata Mas Azril lagi asyik main game. Azril adalah keponakanku yang nomor empat.

“Assalaamu’alaikum, Mas Azril…!” Diam aja.

“Mas Azril…, kok tidak dijawab?” tanyaku ketika itu.

“Menjawab salam itu wajib, lho!” Dia pun akhirnya menjawab juga tapi sambil menggerutu, entah apa maksudnya.

“Bulik, Mbak Ais itu lho yang matikan lampunya. Kasihan Dik Ifa, dari tadi nangis terus. Dik Ifa kan takut gelap, Bulik.”

“Trus mana Dik Ifanya?” Akhirnya aku pun masuk ke ruang tengah. Eh tiba-tiba lampu ruang tengah menyala, Byaarrr!”

“Selamat Ulang Tahuuun…!!” serentak semua pada keluar dari tempat persembunyiannya hehehe…

“Eh, ada apa ini?” tanyaku sambil tersenyum.

“Selamat Ulang Tahun, Bulik... Ini kue ulang tahunnya tapi bukan kue tart. Ayah sih nggak bilang-bilang kalau Bulik ulang tahun hari ini, jadinya kita nggak bisa siap-siap. Kadonya juga, nggak sempat nyari.” Fia pun memberikan setumpuk kue mariyam padaku. Justru aku yang lupa kalau hari itu ulang tahunku hehehe udah tua sih.

“Udah nggak pa pa, bukan salah siapa-siapa. Bulik udah seneng kok. Ma kasih ya, sayang.” Tak terasa air mataku pun menetes. Halah cengeng.

“Bulik, Bulik jangan nangis, dong!”

“Bulik nggak nangis kok, cuma mengeluarkan air mata aja.” Senyumku pun mengembang, entah wajahku seperti apa saat itu.

“Sama aja, Bulik.” Hahaha. Semua pada ketawa bahagia.

“Ayo, mana es krimnya tadi? Kasih ke Bulik, biar Bulik aja yang bagi!” Ibunya pun mengingatkan kalau masih ada menu special lagi.

Hemm…yummiii…

Mendengar celotehan mereka, aku pun hanya bisa diam dan tersenyum bahagia. Dan ketika aku menuliskannya lagi disini, tak bisa kuungkapkan dengan kata-kata karena saking bahagianya. Sungguh. Terima kasih ya, sayang.

Sayang, di hari special itu tak satu pun diambil gambarnya :) pada keasyikan makan es krimnya sih :)

Bagi temen-temen yang belum tahu roti mariyam, ini nih bisa dilihat seperti apa roti mariyam itu. Terpaksa deh nyari di internet hehehe





Kamis, 30 Agustus 2012

APA !!??


“Mbak Ais, Ibu minta tolong dong mandikan Dik Azril!”
“Nggak mau, suruh mandi sendiri aja, Bu!” jawab Ais cemberut.
“Bukan begitu, Dik Azril kalau mandi sendiri belum bisa bersih terutama bagian belakang, dia belum bisa menggosoknya sendiri,” Ibunya menegaskan.
“Nggak mau, Bulik aja yang mandikan!”
“Bulik itu udah mandikan Dik Afa, jangan semuanya Bulik Mbak Ais, Bulik juga capek,” jawab Ibunya kala itu.

Dia diam saja, lagi asyik sendiri rupanya.

“Ayoo…cepetan.., keburu kedinginan, Mbak Ais!” Azril pun udah tak tahan lagi.
“Nggak mau, Zrill...!!”
“Mbak Ais, Ibu lagi repot nih nyiapin makan pagi. Ayah juga, harus buat laporan yang dikirim pagi ini. Sekarang bagi-bagi tugas dong, Mbak juga lagi nggak ada,” Ibunya menjelaskan panjang lebar.

Dia pun tetap diam, masih asyik dengan gambarannya. Dari tadi aku cuma sebagai pendengar saja tapi akhirnya angkat bicara juga.

“Iya, Mbak Ais. Ayo, segera dimandikan tuh adiknya!” Aku pun ikutan memberi semangat.
“Nanti aku kasih uang, Mbak Ais!” Tiba-tiba Si Azril mulai memberi kompensasi hehehe
“Emang kalau mau mandiin, dikasih uang berapa, Mas Azril?” Aku pun bertanya sekedar ingin tahu saja.
“Emmm…berapa ya? Azril pun menimbang-nimbang.
“Aku kasih dua puluh ribu. Eehh...lima puluh ribu wis. Mau ta, Mbak Ais?” sambil senyum-senyum sendiri.
“Haah…lima puluh ribu!!?? Mas Azril, nggak salah, tuh!?” kaget juga aku. Ya begitulah Si Azril kalau lagi banyak duitnya. Bagaimana tidak banyak, setiap keliling silaturrahim mesti dikasih angpao. Enak ya jadi anak kecil hehehe

“Gimana Mbak Ais? Banyak lho, dapat lima puluh ribu, lumayan kan!?” Sekali-kali jadi provokator hehehe. Aku hanya ingin tahu saja apakah dengan uang itu dia berubah pikiran ataukah masih bertahan dengan pendiriannya?

“Nggak!!” jawab Mbak Ais mantap.

Hemm…masih bertahan juga tapi dalam hatiku, Yes!! terus bertahan Mbak Ais, jangan hanya gara-gara uang lantas kamu berubah pikiran.

“Kenapa nggak mau, Mbak Ais. Dik Azril itu udah berbaik hati, lho!” Aku pun mencoba membujuknya.
“Nggak mau, Bulikkk…!!”
“Emangnya kenapa?” tanyaku sekali lagi.
“Nanti dibilang aku mata duitan,” jawabnya tegas sambil melirikku.
“Hahaha…”

Akhirnya semua pada ketawa mendengar jawabannya. Tak disangka kalau dia akan menjawab seperti itu. Udah dewasa rupanya hehehe

“Ya udah, Mas Azril mandi sama Bulik aja, yuk!” Aku pun menawarkan bantuan, bukan bermaksud apa-apa, aku hanya nggak tega melihat dia udah kedinginan tanpa baju melekat di tubuhnya.

“Berarti.., Bulik mata duitan, dong!!”

“Apa!!???”

“Errgggghhhhhh…Mas Aziiilllll…..!!! sambil kucubit tuh pipinya, eh…malah dia ketawa.

“Haah..menyebalkaan!!











Kamis, 19 Juli 2012

SELAMAT DATANG RAMADHANKU


Marhaban Yaa Ramadhan
Marhaban Yaa Ramadhan
Marhaban Yaa Ramadhan
Jud lanaa bil ghufran

Wahai saudaraku…

Marilah kita dendangkan syair-syair ruhani dengan penuh kegembiraan menyambut datangnya tamu istimewa, bulan suci Ramadhan

Bulan mulia yang penuh dengan ampunan
Bulan yang penuh dengan keberkahan

Menata Hati
Meluruskan niat

Wahai saudaraku...

Marilah kita sambut Ramadhan dengan melatih diri kita untuk menghindari maksiat dan menghiasi diri kita dengan banyak beramal sholeh

Dengan segala kerendahan hati dan keikhlasan
Kami sekeluarga mohon maaf atas segala khilaf dan salah
Lahir maupun bathin

Semoga di Ramadhan tahun ini, kita bisa meraih nafahat, keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mampu melaksanakan ibadah dengan baik.

Dan semoga di Ramadhan ini, lebih baik dari sebelumnya. Aamin.