Kamis, 30 Agustus 2012

APA !!??


“Mbak Ais, Ibu minta tolong dong mandikan Dik Azril!”
“Nggak mau, suruh mandi sendiri aja, Bu!” jawab Ais cemberut.
“Bukan begitu, Dik Azril kalau mandi sendiri belum bisa bersih terutama bagian belakang, dia belum bisa menggosoknya sendiri,” Ibunya menegaskan.
“Nggak mau, Bulik aja yang mandikan!”
“Bulik itu udah mandikan Dik Afa, jangan semuanya Bulik Mbak Ais, Bulik juga capek,” jawab Ibunya kala itu.

Dia diam saja, lagi asyik sendiri rupanya.

“Ayoo…cepetan.., keburu kedinginan, Mbak Ais!” Azril pun udah tak tahan lagi.
“Nggak mau, Zrill...!!”
“Mbak Ais, Ibu lagi repot nih nyiapin makan pagi. Ayah juga, harus buat laporan yang dikirim pagi ini. Sekarang bagi-bagi tugas dong, Mbak juga lagi nggak ada,” Ibunya menjelaskan panjang lebar.

Dia pun tetap diam, masih asyik dengan gambarannya. Dari tadi aku cuma sebagai pendengar saja tapi akhirnya angkat bicara juga.

“Iya, Mbak Ais. Ayo, segera dimandikan tuh adiknya!” Aku pun ikutan memberi semangat.
“Nanti aku kasih uang, Mbak Ais!” Tiba-tiba Si Azril mulai memberi kompensasi hehehe
“Emang kalau mau mandiin, dikasih uang berapa, Mas Azril?” Aku pun bertanya sekedar ingin tahu saja.
“Emmm…berapa ya? Azril pun menimbang-nimbang.
“Aku kasih dua puluh ribu. Eehh...lima puluh ribu wis. Mau ta, Mbak Ais?” sambil senyum-senyum sendiri.
“Haah…lima puluh ribu!!?? Mas Azril, nggak salah, tuh!?” kaget juga aku. Ya begitulah Si Azril kalau lagi banyak duitnya. Bagaimana tidak banyak, setiap keliling silaturrahim mesti dikasih angpao. Enak ya jadi anak kecil hehehe

“Gimana Mbak Ais? Banyak lho, dapat lima puluh ribu, lumayan kan!?” Sekali-kali jadi provokator hehehe. Aku hanya ingin tahu saja apakah dengan uang itu dia berubah pikiran ataukah masih bertahan dengan pendiriannya?

“Nggak!!” jawab Mbak Ais mantap.

Hemm…masih bertahan juga tapi dalam hatiku, Yes!! terus bertahan Mbak Ais, jangan hanya gara-gara uang lantas kamu berubah pikiran.

“Kenapa nggak mau, Mbak Ais. Dik Azril itu udah berbaik hati, lho!” Aku pun mencoba membujuknya.
“Nggak mau, Bulikkk…!!”
“Emangnya kenapa?” tanyaku sekali lagi.
“Nanti dibilang aku mata duitan,” jawabnya tegas sambil melirikku.
“Hahaha…”

Akhirnya semua pada ketawa mendengar jawabannya. Tak disangka kalau dia akan menjawab seperti itu. Udah dewasa rupanya hehehe

“Ya udah, Mas Azril mandi sama Bulik aja, yuk!” Aku pun menawarkan bantuan, bukan bermaksud apa-apa, aku hanya nggak tega melihat dia udah kedinginan tanpa baju melekat di tubuhnya.

“Berarti.., Bulik mata duitan, dong!!”

“Apa!!???”

“Errgggghhhhhh…Mas Aziiilllll…..!!! sambil kucubit tuh pipinya, eh…malah dia ketawa.

“Haah..menyebalkaan!!