Jumat, 30 November 2012

Menulis Pembuka Yang Memikat # 3

Sebelum membaca yang ini, baca dulu materi 1 dan materi 2 karena saling berkaitan.

Pembuka # 4 : Kebutuhan / Motif

Membuka cerita dengan kebutuhan yang pasti, yang diperlukan tokohnya, yang jika kebutuhan itu semakin cepat dikenali semakin baik.

Tujuan : menyampaikan apa yang diinginkan tokoh. Boleh jadi keinginan / kebutuhan atau motif tokoh itu merupakan tema / gagasan utama cerita.

Kelebihan : pembaca bisa segera tahu apa yang diinginkan tokohnya (atau yang TIDAK diinginkannya)

Contoh Pembuka Kebutuhan / Motif

Dalam perjalanan ke stasiun, dengan sangat kecewa, William baru teringat bahwa dia tidak membawa apa pun untuk anak-anak. Anak-anak yang malang! Sungguh tidak adil bagi mereka. Kata-kata pertama mereka yang hampir selalu diucapkan saat menyambut kedatangannya adalah, “Oleh-olehnya apa, Ayah?” dan dia tidak membawa oleh-oleh apa pun.

(Marriage a la Mode, Katherine Mansfield)

Hasrat Luca Campelli untuk meninggal dikelilingi oleh buku-buku kesayangannya terwujud pada suatu malam di bulan Oktober.
Tentu saja ini adalah salah satu dari sejumlah hasrat yang tidak pernah diungkapkan dalam bentuk ucapan atau pikiran, tetapi orang-orang yang sudah melihat Luca di dalam toko buku antiknya tahu kalau itu adalah keinginannya.

(Libri di Luca, Mikkel Birkegaard)



Selasa, 27 November 2012

Di Balik Yang Dekat


Saya mendekati taksi biru itu. Sebenarnya saya ragu, karena Kramat Raya bukan jarak yang jauh dari Cempaka Emas, tempat saya berdiri sekarang ini. Paling 10-15 menit sudah sampai. Jarak sedekat itu tentu tidak sebanding dengan lamanya sopir taksi tersebut mangkal di tempat ini. Oleh karenanya, saya sudah bersiap untuk tidak kecewa.

Saya buka pintu belakang taksi itu.

"Kramat Raya, Pak?" tanya saya setengah ragu. "Mari, Pak!" kata sopir taksi itu mengiyakan, tanpa berpikir sejenakpun.

Tentu saja saya gembira, karena tidak menyangka lelaki itu bakal mau mengantar.

Saya segera naik ke jok belakang, menutup pintu. Taksi pun melaju. Sebentar kemudian berputar 180 derajat di perempatan Cempaka Putih. Sekarang melaju ke arah Senen.


Minggu, 25 November 2012

Menulis Pembuka Yang Memikat # 2




Ada beberapa cara untuk memulai cerita :

Pembuka # 1 : Seting

Cerita ini dibuka dengan pemaparan seting, seperti tempat, waktu, dan situasi.
Tujuan : memberikan gambaran seting cerita kepada pembaca, menempatkan pembaca pada tempat, waktu kejadian, dan / atau situasi cerita
Kelebihan : pembaca tahu berada di mana, kapan, dan / atau dalam situasi seperti apa; sehingga bisa mengantisipasi (bersiap-siap untuk menyambut) tokoh dan kejadian yang akan muncul.
Lebih tepat digunakan pada sebuah cerita di mana seting (tempat, waktu, situasi) sangat penting bahkan dominan dalam cerita tersebut.

Contoh Pembuka Seting :

Di pantai yang nyaman di French Riviera, kira-kira di tengah-tengah jarak antara Marseilles dan perbatasan Italia, berdirilah sebuah hotel yang besar, kukuh, dan berwarna merah muda. Beraneka pohon palem memberikan keteduhan di teras hotel yang mewah itu, dan di depannya terhampar pantai yang memesona. Belakangan ini, hotel tersebut menjadi tempat persinggahan orang-orang terpandang yang modis...

(Tender is the Night, F. Scott Fitzgerald)


Jumat, 23 November 2012

Sambung Ilmu di Bulan Berkah


Apa kabar facebookku?

Beberapa minggu ini atau bahkan sudah terlewat bulan, aku pun tidak berkeinginan untuk mengunjunginya. Entah mengapa, aku lebih suka ngeblog akhir-akhir ini. Kalau pun sempat, hanya sekedar mampir membuka-buka catatan yang ditag kepadaku. Dan baru tadi malam aku mencoba membukanya kembali.

Aku sendiri mempunyai beberapa komunitas di FB, komunitas para pecinta pena yang ingin belajar menulis, komunitas teman-teman sepengajian atau pun komunitas khusus buat keluargaku sendiri. Dan kalimat inilah yang aku temukan diantara komunitas teman-teman sepengajianku.

“Maaf, bukankah FB ini ditujukan untuk sambung ilmu? Kenapa di bulan berkah seperti ini tidak ada postingan soal amalan apa yang harus dilakukan ya? Apakah tidak menyadari banyak teman yang jauh atau sudah lama tidak mengaji menunggu kiriman ilmunya? Ayolah…jangan hanya foto-foto saja yang diupload! Maaf sekali lagi…jazakumullah.”


Degg, jantungku seperti berhenti berdetak. Sungguh, betapa aku merasa bersalah kepadamu. Walau sebenarnya kalimat itu bukan khusus ditujukan kepadaku tapi sebagai sahabat karibnya, aku pun merasa tersindir. Betapa aku lalai dan melupakan sahabatku nun jauh disana.


Selasa, 20 November 2012

Menulis Pembuka Yang Memikat # 1

Apa kesan pertama ketika kita akan membeli sebuah buku cerita, baik itu kumpulan cerpen, cerbung, cernak ataukah novel?

“Eh, lihat nih judulnya, aku bangeet..!”
“Covernya apalagi, ungu. Tahu nggak? Itu kan warna kesukaanku..!”

Pastinya kita akan berkomentar apa yang kita lihat langsung, bisa dari judul, cover atau bagian awal buku. Tapi lain lagi ceritanya bagi mereka yang sudah ngefan banget sama penulis favouritnya, apa pun karyanya pastinya dia beli dan pengin baca isinya. Tapi… belum tentu juga sih, kalau gak punya uang gimana? :) Kan bisa pinjam hehehe

Judul, cover atau bagian awal buku. Semua itu penting, tetapi akan lebih penting lagi apabila baris pertama dari cerita tersebut “memukau”, setidaknya “memikat”. Jika baris pertama ini membosankan, maka kesan pertama pun biasanya akan membosankan, dan begitu juga sebaliknya.


Jumat, 02 November 2012

Jadikanlah Sebagai Pengingat Buat Diri Kita

Uang Rp 20.000-an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal masjid
tapi begitu kecil bila kita bawa ke MAALL…

45 menit terasa terlalu lama untuk berdzikir,
tapi betapa pendeknya waktu itu untuk FB, BBM, YM dan KARAOKE...

Betapa lamanya 2 jam berada di Masjid,
tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menikmati pemutaran film di bioskop…

Susahnya merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau sholat,
tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman atau partner...