Kamis, 22 Desember 2011

IBU, MENGAPA ENGKAU MUDAH MENANGIS?

Seorang anak laki-laki kecil bertanya kepada ibunya, “Mengapa engkau menangis?”. “Karena aku seorang wanita”, kata sang ibu kepadanya. “Aku tidak mengerti”, kata anak itu. Ibunya hanya memeluknya dan berkata:


“Dan kau tak akan pernah mengerti” Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya,

“Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan, yah?”

“Semua wanita menangis tanpa alasan, anakku”, hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya. Anak laki-laki kecil itu pun lalu membesar menjadi seorang laki-laki dewasa, tetap ingin tahu mengapa wanita suka menangis.


Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?" Dalam mimpinya Allah menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.


Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu. Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.


Pada wanita Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah. Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.


Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.


Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?


Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.


Dan akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".


Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga.



ALLOHUMMAGHFIRLII WALIWAALIDAYYA ROBBIRHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANI SHOGHIIRO..


Sumber : http://situslakalaka.blogspot.com/

Selasa, 13 Desember 2011

Engkau yang bersedih
di malam yang seharusnya penuh kasih sayang ini,
mendekatlah kepadaku dan dengarlah ini …

Jika masalahmu terasa berat dan menyayat,
hadapkanlah wajahmu
kepada Tuhan Yang Maha Lembut
dan biarkanlah hatimu berbicara mesra kepada-Nya.

Mungkin wajah teduhmu itu basah
dengan air mata yang mewakili derita hatimu,
tapi selalu ingatlah,
Tuhan hanya memberimu masalah
yang dapat kau selesaikan.

Sabarlah ...

Tuhan akan menyelamatkanmu,
wahai jiwa yang merindukan kasih sayang.

Sesungguhnya engkau sangat dicintai-Nya.

Semoga malam ini Tuhan membersihkan hatimu
dari beban dan kesedihannya.

Aamiin

Mario Teguh

Kamis, 08 Desember 2011

SEKOLAH MENENGAH PERTAMAKU YANG PENUH WARNA


Mbak Anggania, maaf baru sekarang aku bisa mengerjakan PR Kenangan SMP dari Embak. Sesuai janjiku kalau aku akan mengerjakannya dengan senang hati walau terlambat. Eh, bukan terlambat lagi nih, tapi ibarat orang menunggu mungkin udah sampai lumutan deh hehehe GR banget, siapa yang menunggumu Ananda :) Aku sendiri jarang sekali blogwalking, selain nggak punya internet di rumah, di kantor pun kejar-kejaran sama tugas kantor dan lagian nggak enak kalau lama-lama ngenet :) Maaf belum bisa fokus untuk memberi warna pelangi yang lebih indah di blogku yang sederhana ini.

SMP Negeri I Ponorogo. Disinilah aku menyelesaikan Sekolah Menengah Pertamaku. Siapa yang tidak mengenal SMP Negeri I Ponorogo? Sebuah sekolah favorit yang menjadi incaran banyak orang. Alhamdulillah, bahagia rasanya bisa diterima di sekolah yang selama ini aku idam-idamkan. Banyak kenangan terselip yang tak pernah aku lupakan.

Pembagian Kelas. Kelas satu dibagi menjadi delapan kelas, terdiri dari Kelas satu A sampai Kelas satu H. Aku kebagian di Kelas satu A yang terletak jauh dari kelas-kelas satu lainnya. Menyendiri tapi menyenangkan hati karena kelasku bisa lebih tenang untuk menerima pelajaran dan jauh dari keramaian. Alhamdulillah, sesuai dengan harapanku karena aku orangnya nggak suka rame-rame hehehe kecuali satu kalau diajak atau mengajak makan, aku lebih suka yang rame-rame karena apa yang kita makan akan mendatangkan keberkahan.

Petugas Upacara. Kebetulan hari itu hari Pramuka, aku yang biasanya memimpin lagu Indonesia Raya tapi entah kenapa saat itu aku ditunjuk untuk membacakan UUD Negara Republik Indonesia 1945 dan kedua temanku membacakan Teks Pancasila dan Dasa Dharma Pramuka. Membacakannya pun tidak boleh memakai teks tapi harus dengan hafalan. Latihan sudah kami lakukan dan Alhamdulillah semua lancar.
Dan tibalah waktunya kami membacakan ketiga teks tersebut. Kami pun mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Pertama, terlebih dahulu temanku membacakan teks Pancasila, mungkin karena grogi disaksikan ratusan peserta upacara, dia salah dalam membacakan urutan silanya, sila ketiga (Persatuan Indonesia) menjadi sila keempat. Wah, gimana nih membacakan teks Pancasila aja udah keliru apalagi untuk selanjutnya? Benar juga dugaanku, temanku yang kedua nasibnya nggak jauh beda, membacakan teks Dasa Dharma Pramuka urutannya terbalik :) Sejak itu pikiranku udah nggak fokus lagi, malu rasanya disaksikan oleh ratusan peserta upacara, tidak hanya teman-teman tapi juga beberapa staf, guru dan yang pasti di depan Bapak Kepala Sekolah. Ditaruh dimana nih mukaku. Apalagi teks UUD Negara Republik Indonesia 1945 itu lebih panjang daripada teks Pancasila dan Dasa Dharma Pramuka. Pikiranku mulai sedikit terganggu. Aku tidak boleh seperti ini. Kubuang jauh-jauh pikiran negatif itu dan mulailah aku memfokuskan diri dalam satu titik bahwa aku harus bisa. Aku tidak mau seperti mereka. Aku mulai menenangkan diri dan tibalah giliranku membacakannya. Tidak lupa aku mengawalinya dengan membaca ‘Bismillahirrahmanirrahim’ dalam batinku. Mulailah aku membaca teks itu dengan lantang : “Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun seribu sembilan ratus empat puluh lima. Pembukaan, bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan…” dan seterusnya. Alhamdulillah lancar sampai akhir teks. Bapak Kepala Sekolah pun tersenyum padaku :) Maaf teksnya nggak aku tulis semua. Kalau aku tulis, khawatir nanti PRnya malah nggak selesai-selesai :)

Jalan Kaki. Jarak antara rumah dengan sekolahku kurang lebih 3 km. Setiap hari jalan kaki deh :) Panas-panas lagi, sekolahku kebetulan masuk siang habis dzuhur sampai menjelang maghrib karena gantian dengan anak Kelas dua. Ada sepeda onthel sih tapi cuma satu, itu pun dipakai Ayahku kadang Ibuku. Lagipula aku sendiri belum bisa naik sepeda :) Ada kendaraan umum tapi tidak lewat depan rumahku. Boro-boro naik kendaraan umum, uang buat jajan saja tidak setiap hari dikasih :) Tetapi itu semua memberi banyak pelajaran buatku.
Pernah juga lagi enak-enaknya jalan kaki, eh tiba-tiba ada orang gila di belakangku. Setengah gemetar, buru-buru aku menyeberang jalan. Orang gila itu ikutan menyeberang juga. Aku pun balik menyeberang jalan lagi, eh dia juga ikutan sambil ketawa-tawa sendiri. Saking takutnya nih, akhirnya aku lepas sepatu dan lariii !! Kabur deh, untung orang gila itu tidak mengikutiku lagi hehehe

Memori di bawah daun pisang. Musim hujan pun telah tiba. Semenjak itu, aku sering diantar dan dijemput Kakak atau Ayahku. Pernah suatu ketika, hujan turun dengan derasnya. Aku pun menunggu jemputan yang tak kunjung datang. Hatiku mulai gelisah. Sepi, hanya tinggal beberapa orang saja di sekolah. Alhamdulillah akhirnya yang dinanti pun datang juga :)
“Lho Mas, kok nggak pakai jas hujan?“ ketika Kakakku basah kuyub kedinginan sambil menuntun sepedanya.
“Iya, tadi aku udah mencarinya tapi nggak ketemu. Ya udah deh, langsung aja aku berangkat, khawatir kamu nunggunya terlalu lama. Pulang, yuk! Pakai ini aja, ya?! ” pintanya sambil memberiku pelepah daun pisang.
“Trus, Kakak sendiri pakai apa? “
“Kakak udah terlanjur basah kuyub, jadi pakai sendiri aja biar nggak basah kedinginan, nanti sakit lagi.” Aku pun mengikutinya saja. Tak terasa air mataku menetes satu-satu.

Sepeda onthelku. Hari itu aku ingin sekali mengendarai sepeda sendirian ke sekolah. Kebetulan aku udah bisa naik sepeda dan Ayahku pun mengijinkan. Alhamdulillah hari itu rasanya bahagia sekali. Entah kenapa, aku lupa untuk membawa sepeda onthel itu kembali ke rumah. Baru ingat setelah Kakakku menanyakannya. Aku tersenyum sendiri. Yah, kebiasaan dianterin sih jadinya lupa deh :) Tahu gitu tadi nggak jalan kaki :)

Alhamdulillah PR SMPku udah selesai Mbak Anggania. Hutangku dah terbayar, lega rasanya. Tapi aku masih punya hutang satu lagi nih, PR Sebelasnya Insya Allah aku posting besok, semoga aja kelar.
Maaf PR ini tidak aku terusin ke yang lain karena udah banyak yang ngerjain dan bisa jadi akulah yang terakhir mengerjakannya, bukan malas tapi belum sempat hehehe

Senin, 28 November 2011

SEBUAH RENUNGAN

Aku khawatir terhadap suatu masa yang rodanya dapat digilas keimanan.
Keyakinan hanya tinggal pikiran, yang tak berbekas dalam perbuatan.
Banyak orang baik tapi tak berakal
Ada orang berakal tapi tak beriman

Ada lidah fasih tapi berhati lalai
Ada yang khusuk namun sibuk dalam kesendirian
Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis
Ada ahli maksiat, rendah hati bagaikan sufi

Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat
Dan ada yang banyak menangis karena kufur nikmat
Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat
Dan ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut
Ada yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan
Dan ada pelacur tapi jadi figur

Ada orang punya ilmu tapi tak paham
Ada yang paham tapi tak menjalankan
Ada yang pintar tapi membodohi
Ada yang bodoh tak tahu diri
Ada orang beragama tapi tak berakhlak
Dan ada yang berakhlak tapi tak bertuhan

Lalu dari semua itu dimanakah aku berada?

(Imam Ali Bin Abithalib as)

Jumat, 25 November 2011

SIAPA YANG DAPAT PASTI CEPAT

Beberapa bulan yang lalu, adikku yang bungsu melangsungkan pernikahan. Ketika itu aku lagi bercanda dengan kedua keponakanku.

“ Bulek. Bulek Nia itu kan adiknya Bulek. Mestinya yang nikah duluan itu Bulek bukan Bulek Nia.” Protes Ais keponakanku kala itu.
“ Ya, Bulek kan belum dapat. Kalau Bulek Nia udah dapat duluan. Siapa yang dapat pasti cepat, “ jawabku ketika itu.
“ Lho, kok gitu. Siapa yang cepat pasti dapat. Bulek ngarang, ya?“ sambil ketawa mencubitku.
“ Kalau yang ini lain, Mbak Ais. Siapa yang dapat pasti cepat. Insya Allah. Masak Bulek suruh cepat-cepat sedangkan Bulek belum dapat. Kalau udah dapat ya segera menikah karena kalau terlalu lama malah nanti tambah banyak dosa.” Aku tegaskan sekali lagi sama keponakanku itu.
 “ Hayo, sekarang Mbak Ais yang harus tanggungjawab, nih!“ kataku sambil tersenyum tipis menggodanya.
“ Lho, kok Mbak Ais yang harus tanggungjawab. Bulek sih, nggak mau nyari.“
“ Bulek bukannya nggak mau nyari tapi Bulek maunya dicariin. Mungkin Mbak Ais bisa bantuin Bulek. Mau nggak?“ aku sendiri sebenarnya cuma bercanda, eh malah dia yang serius.
“ Bantuin gimana? Emang Bulek maunya seperti apa?“
“ Yang pasti laki-laki, Mbak Ais.”
“ Ya, iyalah masak perempuan. Itu namanya jeruk makan jeruk, Bulek.” Fia adiknya Ais tiba-tiba ikutan nguping juga rupanya.
“ Bulek, Bulek itu cocoknya sama Om Mukhlis.” pinta Fia kala itu.
“ Hah, sama Om Mukhlis.” Aku agak terkejut juga.
“ Iya, Om Mukhlis yang biasanya nganterin Bulek ke sini itu lho. Itu kan pacarnya Bulek.”
“ Ya, yang benar aja Mbak Fia. Itu bukan pacarnya Bulek.“
“ Tapi setiap main ke rumah, Bulek pasti boncengan sama Om Mukhlis. Itu artinya Bulek pacaran kan?” protesnya sambil tersenyum padaku.
“ Bukan berarti boncengan itu artinya pacaran Mbak Fia. Di dalam Islam tidak ada istilah pacaran. Lagian Bulek maunya menikah bukan pacaran. Dan Om Mukhlis itu adiknya Bulek. Kalau sama adik sendiri kan nggak apa-apa boncengan tapi tidak boleh menikah.”
“ Lho, kok gitu.”
“ Iya, dalam ajaran agama, kita tidak boleh menikah dengan saudara sekandung.”
“ Apa itu saudara sekandung?”
“ Saudara sekandung itu, saudara yang dilahirkan dari Ibu yang sama, mereka mempunyai orang tua yang sama. Seperti juga Mbak Ais dengan Dik Azril, sama-sama anaknya Ibu Farida dan Ayah Bahtiar.”
“ Oh, gitu ya. Ya udah kalau gitu Bulek sama Om Iwan aja.”
“ Om Iwan yang mana?” tanyaku ketika itu.
“ Om Iwan yang kemarin pernah ke rumah memperbaiki komputernya Ayah.”
“ Kalau itu sih udah punya istri, sayang.”
“ Tapi kalau kesini kok sendirian, nggak sama istrinya.”
“ Ya, iyalah Mbak Ais. Masak kemana-mana istrinya harus diajak.” Aku jadi tersenyum sendiri.
“ Udah ah, ngomongin yang lain aja, deh.”
“ Eh, entar ta Bulek. Oh ya, sama Om Eko aja!”
“ Aduh, lagi-lagi Om Eko. Om Eko itu masih saudara sendiri, sayang. Udah ya, kalau begini terus, Bulek pulang nih.”
“ Ya, jangan dulu ta Bulek. Belum selesai. Katanya tadi suruh nyariin.”
“ Enggak jadi deh, tadi Bulek cuma bercanda aja kok.” Hehehe

Ini yang ribut kok malah keponakannya. Wah, hati-hati kalau main ke rumah Kakakku, bisa-bisa jadi sasaran nih sama keponakan-keponakanku hehehe

Kamis, 24 November 2011

BELAJAR DAN TERUS BELAJAR


Belajar untuk menerima
Meski kadang tak sanggup
Belajar untuk memahami
Meski kadang rumit 

Belajar untuk ikhlas
Meski kadang tak rela
Belajar untuk bersabar
Meski kadang terbebani

Belajar untuk istiqomah
Meski kadang tergoda
Belajar dan terus belajar dengan keyakinan seteguh karang

Walau tlah menjadi kodrat, hati seperti air laut
Pasang surut dan sering terbawa arus
Maka tetaplah belajar untuk tetap di jalan yang benar dan
Bersabarlah untuk tetap di jalan Allah.

Senin, 14 November 2011

KENANGAN MASA KECILKU DI BANGKU SEKOLAH DASAR

Tradisi memberikan PR di kalangan Blogger? Kalau tidak salah aku pernah membaca postingan yang mirip seperti ini di blognya Mbak Niar beberapa waktu lalu. Aku sempat mengenal beliau gara-gara membaca postingan Pemenang Event Book Your Blog di blognya Abi Sabila. Tapi maaf Mbak Niar, aku membacanya sambil lalu. Aku lebih suka membaca tulisannya Embak tentang Athifah. Lucu. Bikin aku ketawa. Namanya juga anak-anak hehehe

Aku sendiri mulai aktif ngeblog bulan Januari 2011 dan bisa dibilang masih baru di kalangan para pecinta blogger. Tulisan-tulisanku pun hanyalah sebuah catatan harian seorang mutiara. Sebuah catatan harian? Mestinya bisa menulis setiap hari dong? :) Ya begitulah kira-kira tapi ternyata aku sendiri jarang sekali menulis apalagi blogwalking hehehe sampai-sampai ada yang berkomentar, postingan yang barunya mana Mbak? Dari Mbak Dey yang kemarin baru saja berkenalan denganku. Aduuhh mukaku ditaruh dimana nih, malu rasanya.

Tapi setelah ketiban sampur dari Abi Sabila untuk meneruskan mengerjakan PR-nya, blogku jadi lebih berwarna seperti warna pelangi di senja hari :) Dan aku pun bisa bersilaturrahim ke blognya Kang Matahari Timoer. Baru kali ini aku mendengar nama itu.   Ternyata beliaulah orang pertama yang menghidupkan kembali tradisi ini dengan memberikan PR tentang bagaimana mengenang hal-hal tertentu ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Perasaan dari tadi kok ngomong terus, kapan ngerjain PR-nya? hehehe

Mengenang masa kecil di bangku Sekolah Dasar rasanya menyenangkan. Apalagi membicarakan Guru Favorit, bagiku semua guru adalah baik. Masing-masing mempunyai kenangan dan kesan tersendiri di hatiku. Tapi tidak semua guru yang baik adalah favorit. Pengin tahu guru favoritku? Guru favoritku adalah Ibu Mariyam. Dan ternyata bukan aku saja yang mengidolakan beliau tapi juga sembilan saudaraku karena mereka juga bersekolah di tempat yang sama. Dan  setiap lebaran tiba, kami selalu menyempatkan waktu untuk bersilaturrahim ke rumah beliau. Dan entah kenapa, kami mempunyai kesan yang sama dengan beliau. 

Tapi ada satu guru lagi yang sampai sekarang pun aku masih mengingatnya, bukan karena apa-apa tetapi lebih kepada penampilannya. Beliau selalu memakai baju bleser dengan warna yang sama dari atasan sampai bawahan termasuk sepatunya. Kalau blesernya warna merah, sepatunya pun juga warna merah. Kalau blesernya warna hijau, sepatunya pun juga warna hijau. Teman-teman biasa menyebutnya Kleting Merah, Kleting Hijau atau Kleting Biru kalau kebetulan beliaunya pakai baju warna biru. Masih muda dan cantik lagi. Tapi jangan salah menilai, walaupun penampilannya seperti itu, beliaunya baik lho. Terbukti ketika aku mengikuti lomba menggambar, beliaulah yang mengajariku. Ternyata beliau mempunyai bakat menggambar juga :) Terima kasih Bu Guru Cantik, itulah sebutan yang masih aku ingat setiap kali Bu Guru itu lewat di depan kelasku, sampai-sampai aku sendiri lupa namanya. Maafin aku Bu Guru Cantik ! Tak ada yang pantas aku ucapkan selain rasa terima kasih yang tak terhingga kepada guruku.
Terima kasihku kuucapkan
            Pada guruku yang tulus
            Ilmu yang berguna selalu dilimpahkan
            Untuk bekalku nanti…
Begitulah kira-kira lagunya. Lagu ini menjadi kenangan tersendiri dalam hatiku. Jadi terharu deh.

Lain lagi dengan Guru Killer. Guru Killer? Nggak ada tuh. Bagiku semua guru adalah baik. Semua mempunyai kenangan dan kesan tersendiri di hatiku. Hanya mereka yang nggak mengerjakan PR, dan suka membolos saja yang mengganggapnya killer :) Makanya aku segera mengerjakan PR walaupun terlambat hehehe sama saja dong :) Siap-siap nih disetrap sama yang memberi PR hehehe

Aku ini orangnya nggak suka membolos apalagi mempunyai Teman Membolos. Kalau aku disuruh nyebutin. Siapa ya? Seingatku nggak ada yang mengajakku membolos. Alhamdulillah semua baik-baik kepadaku.

Teman Berantem? Teman membolos saja nggak punya, nggak level tuh. Aku itu orangnya kalem, pendiam kalau lagi tidur dan nggak suka rame-rame apalagi berantem. Oh no!

Daripada berantem, mendingan kita bicara masalah Jajanan Favorit saja deh. Klenyem dan jenang grendol. Dua jajanan inilah yang masih bisa aku ingat dan termasuk jajanan langka karena selama aku di Surabaya nggak pernah ada yang namanya Klenyem dan Grendol. Klenyem terbuat dari ketela rambat yang direbus dan dihaluskan kemudian dicampur dengan gula terus dicelupin ke adonan tepung lalu digoreng dan siap untuk disantap.

Ada yang tahu nggak jenang grendol? Jajanan ini terbuat dari tepung sagu lalu dibuat adonan dan dipotong kotak-kotak atau dibuat bulat-bulat kecil kemudian dimasukkan ke dalam air yang sudah mendidih. Kalau sudah setengah matang baru diberi gula merah dan garam. Jadi deh jenang grendolnya dan siap untuk dimakan. Yummy! Eh jangan lupa akan lebih enak kalau ditambahin santan di atasnya. Waah, jadi lapar deh. Tapi sayang aku nggak punya gambarnya. Sampai sekarang pun kedua jajanan itu masih ada lho yang jualan di Ponorogo. Satu mangkok jenang grendol cuma seribu rupiah. Nggak percaya? Coba saja datang ke rumahku hehehe

Mainan Favorit. Siapa yang nggak suka bermain ketika SD? Kalau aku sukanya mainan Bola Bekel. Ini khusus mainan untuk anak perempuan tapi rasanya nggak seru kalau belum ikutan Bak Sodor. Dan kebetulan halaman rumah tetanggaku sangat luas seperti lapangan sepak bola. Jadi deh buat tempat kita bermain rame-rame. Kalau Bak Sodor boleh laki-laki atau perempuan. Biasanya terdiri dari empat orang sekali main. Mungkin sudah ada yang mengenalnya, nih? Yuk, kita rame-rame bermain Bak Sodor! Seru lho! :)

Sepatu Favorit? Ingat lagunya Ria Resti Fauzi. Kalau nggak salah nih, “ Sepatu dari kulit rusa. Itu aku tak minta…” Pokoknya gitu deh. Tahu nggak? sepatuku itu udah nggak bermerk terbuat dari plastik, dan nggak pernah ganti-ganti. Lha gimana mau ganti, setiap terkena sinar matahari sepatuku itu mesti melar hehehe dan selalu masih bisa dipakai kecuali kalau sudah robek kanan kirinya :)

Nah yang ini nih aku lupa dan bener-bener lupa. Tas Favorit. Rasanya tasku itu bukan tas favorit apalagi bermerk tapi cuma satu yang aku ingat ketika aku basah kuyub karena kehujanan dan tasku satu-satunya yang ku punya pun ikut basah, aku sempat bingung, besok ke sekolah pakai apa-an ya? Akhirnya tidak ada rotan akar pun jadi. Terpaksa aku membawa tas kresek ke sekolah. Dan inilah memory yang tak terlupakan hehehe

Alhamdulillah PR-ku sudah selesai aku kerjakan. Hayo PR-nya siapa yang belum kelar? :) atau aku nih yang paling belakang hehehe Keburu diberi PR lagi  sama Abi Sabila :) Eh, ternyata Abi nggak ngasih aku PR lagi abis muridnya Abi yang satu ini nakalan sih nggak segera ngerjain PRnya hehehe.

Sekarang gantian deh ngerjainnya. Tapi PR ini aku terusin ke siapa ya? Aku nggak punya banyak teman blogger. Bingung juga nih, semoga saja yang aku sebutin ini belum pada ngerjain PR-nya. Minta tolong ya diterusin PR-nya! hehehe
                        Mbak Bidadari Azzam
Mohon maaf jika tidak berkenan. Sungguh tiada maksud untuk membebani, hanya sekedar ikhtiar untuk menjalin silaturrahim. Jika tidak dianggap merepotkan, mohon teruskan kembali PR ini kepada lima sahabat lainnya, begitu pesan dari pemberi PR sebelumnya. Maaf kata-katanya copy paste dari blognya Abi Sabila :)

Jazakumullah telah dipercaya untuk meneruskan PR Blogger-nya. Semoga silaturrahim tetap terjalin tidak hanya di dunia maya tetapi juga nantinya kita bisa dipertemukan di dunia nyata. Amin Ya Robb.