Rabu, 09 November 2011

DIK AFA MASIH KECIL



“ Bulek, bulek jangan lama-lama ya pulangnya!” pinta Afa ketika aku berpamitan dengannya. 

“ Lho, kok nggak boleh lama-lama? Emang kenapa Dik Afa? ” tanyaku pengin tahu.

“ Soalnya Bulek kalau pulang, kesininya lama. Dik Afa pelnah nunggu Bulek lama nggak datang-datang.”

“ Oh ya, kok Dik Afa nggak telpon Bulek? “

“ Dik Afa nggak tahu nomelnya Bulek.”

“ Kan bisa nanya tuh sama Mbak Ais atau Mbak Fia.”

Dia tersenyum sambil memperlihatkan giginya. 

“ Dik Afa nggak bisa telpon.”

“ Kalau Dik Afa nggak bisa telpon, minta tolong Mbak Ais atau Mbak Fia suruh telpon Bulek dan bilang kalau Dik Afa kangeeen sekali sama Bulek.”

Dia diam saja mendengarkan penjelasanku. Jadi nggak tega nih mau meninggalkannya.

“ Ya udah, Bulek nggak jadi pulang, deh.” 

“ Bulek nginep sini, ya?” 

“ Iya, Bulek nginep sini.” 

“ Asyiikk!! Bulek nginep sini.” Aduhh… senengnya jadi tambah gemes, deh.

“ Dik Afa, bilangnya apa coba.  Alhamdulillah…”

“ Gendong, Bulek…!! Nah, ini dia yang tidak pernah lupa setiap kali aku di rumah Kakakku. Pasti deh, minta gendong.

“ Dik Afa kan sudah besar, sudah sekolah. Trus kata Ayah, Dik Afa sudah bisa mandi sendiri, sudah bisa pakai baju sendiri. Sekarang kok minta gendong. Idiih…malu, iih.”

“ Enggak, Dik Afa masih kecil.”

“ Lho, kemarin kan Dik Afa sendiri yang bilang, kalau Dik Afa sudah besar.”

“ Enggak.”

“ Iya. Kemarin Dik Afa pernah bilang sama Bulek.”

“ Enggak, Buleeek!! Dik Afa masih kecil.”

“ Yang masih kecil itu Dik Ifa,” kataku setengah menggoda. 

Ifa itu adiknya Afa. Aku sendiri sempat bingung karena nama panggilannya hampir sama, umurnya pun selisihnya juga nggak jauh-jauh amat.

 “ Bukan, Dik Afa yang masih kecil.” 

Dia tetep aja ama pendiriannya. Nah tuh, dah mulai cemberut nih dia. Ya, gitu deh Afa kalau udah ada maunya.

2 komentar:

  1. aku setuju dengan dik Afa, kalau dia masih kecil. Buktinya, tuh, dia ngambek! hehehe....

    BalasHapus
  2. Berarti kalau aku ngambek, masih kecil dong hehehe

    BalasHapus