Minggu, 25 November 2012

Menulis Pembuka Yang Memikat # 2




Ada beberapa cara untuk memulai cerita :

Pembuka # 1 : Seting

Cerita ini dibuka dengan pemaparan seting, seperti tempat, waktu, dan situasi.
Tujuan : memberikan gambaran seting cerita kepada pembaca, menempatkan pembaca pada tempat, waktu kejadian, dan / atau situasi cerita
Kelebihan : pembaca tahu berada di mana, kapan, dan / atau dalam situasi seperti apa; sehingga bisa mengantisipasi (bersiap-siap untuk menyambut) tokoh dan kejadian yang akan muncul.
Lebih tepat digunakan pada sebuah cerita di mana seting (tempat, waktu, situasi) sangat penting bahkan dominan dalam cerita tersebut.

Contoh Pembuka Seting :

Di pantai yang nyaman di French Riviera, kira-kira di tengah-tengah jarak antara Marseilles dan perbatasan Italia, berdirilah sebuah hotel yang besar, kukuh, dan berwarna merah muda. Beraneka pohon palem memberikan keteduhan di teras hotel yang mewah itu, dan di depannya terhampar pantai yang memesona. Belakangan ini, hotel tersebut menjadi tempat persinggahan orang-orang terpandang yang modis...

(Tender is the Night, F. Scott Fitzgerald)


Pembuka # 2 : Gagasan

Membuka cerita dengan gagasan (tema) yang ingin disampaikan dalam cerita.
Tujuan : menyampaikan gagasan (tema) cerita kepada pembaca sejak awal.
Kesannya to the point, terlalu pintar, kering, dan terlalu bernuansa esai, tentu ini berisiko. Jika pembaca tak berselera dengan gagasan itu, maka ia akan ditinggalkan segera.
Kelebihannya : gagasan (tema) akan kuat menancap dalam benak pembaca sejak awal.

Contoh Pembuka Gagasan :

Pada 1852, seorang gadis berusia tujuh belas tahun dari keluarga terpandang tetapi miskin dari klan Yehonala tiba di Peking sebagai salah seorang selir bagi Kaisar Muda, Hsien Feng. Tzu Hsi, dikenal sebagai Anggrek kecil, hanyalah satu dari ratusan selir yang satu-satunya impian dalam hidup mereka adalah memberikan keturunan laki-laki bagi Kaisar.

(The Last Empress, Anchee Min)

Seorang serdadu roboh ditembus peluru panas dalam perang Spanyol tahun 1963. Dari tangannya terlepas sepucuk senapan. Drama tragedi kematian itu terekam dalam nuansa hitam putih, dingin, dan mencekam. Allen Philip menatap karya monumental milik Robert Capa itu dalam-dalam. Foto itu begitu dramatis. ... Resiko menjadi fotografer perang adalah kematian. Allen sadar sepenuhnya.

(Cahaya di Kaukasus, Izzatul Jannah)

Pembuka # 3 : Sensasi Yang Kuat


Membuka cerita dengan menyulut sensasi, yang dengan cepat mengajak pembaca untuk mulai menyelami narasi karenanya banyak penulis menyukai jenis ini.
Tujuan : memberikan sensasi / kesan yang kuat pada pembaca pada bacaan perdana à Eye-catching!
Kelebihan : pembaca langsung terkesan pada pandangan pertama tanpa perlu bertele-tele.

Contoh Pembuka Sensasi Yang Kuat

1956. Kegelapan Teater Avenue yang ber-AC berbau minyak beraroma bunga, cokelat yang manis, asap rokok, dan keringat.

(Dogeaters, Jessica Hagedorn)

Pada sebuah telepon umum, seorang wanita berbicara dengan wajah gelisah. “Katakanlah sekali lagi, kamu cinta padaku.”

(Sebuah Pertanyaan untuk Cinta, Seno Gumira AD)

Ia akan mati ditembak!
Ya, perasaan itu bagai bayangan yang menyertai Ze hingga berusia delapan belas tahun kini. Mati ditembak..., Ze tak dapat mengira seperti apa pedihnya?

(Ze, Helvy Tiana Rosa)

Mas gagah berubah! Ya, beberapa bulan belakangan ini masku, sekaligus saudara kandungku satu-satunya itu benar-benar berubah!

(Ketika Mas Gagah Pergi, Helvy Tiana Rosa)


Bersambung ….

3 komentar:

  1. wah dapet ilmu nih dari postingan ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. yuk, sama-sama kita praktekan, Mbak Lidya.
      Matur nuwun ilmunya, Mbak Ananda.

      Hapus
    2. Oke, kita sama-sama belajar, yuk! Kang Abi dan juga Mbak Lidya.

      Hapus