Kamis, 07 Juli 2011

Masihkah Aku Bisa Menjawabnya?


Siang ini kusempatkan untuk mengunjungi beberapa blog sahabatku. Dan akhirnya kutemukan sebuah judul yang membuatku penasaran “UJI OTAK BERHADIAH NOVEL” di blognya SANG CERPENIS BERCERITA http:// just-fatamorgana.blogspot.com. Hemmm kayaknya menarik juga nih.

Kucoba untuk mengunjungi blog ini. Ternyata ada Teka Teki Angka yang harus dijawab dan barangsiapa yang bisa menjawabnya maka hadiahnya berupa sebuah Novel. Pilih sendiri lagi. Ah, aku jadi tertarik ingin ikut urun rembuk untuk menjawab Teka Teki Angka itu. Lagian Teka Tekinya berupa angka-angka. Aku sendiri sejak kecil suka berkutat dengan angka-angka. Sekarang udah nggak muda lagi. Masihkah aku bisa? Kuingin mencobanya, siapa tahu mendapat hadiah Novel yang kuinginkan. Bismillah semoga jawabanku ini benar adanya. Teka Teki Angkanya seperti berikut :

5+3+2 =151022

9+2+4 =183652

8+6+3 =482466

5+4+5 =202541

6+5+9 =305479
 
Pertanyaan yang harus dijawab : Berapa hasil dari 7 + 7 + 7 = ?

Menurut pendapatku Rumus Matematikanya seperti ini :

A + B + C = {[(A x B)][(A x C)][(A x B)+(A x C)-B]} = 494991

Kalau seandainya jawabanku benar, aku pilih Novel yang berjudul Galaksi Kinanti karya Tasaro GK. Semoga jawabanku benar adanya. Amin

Salam kenal dari saya, Mbak Fanny..
Ma kasih Mbak Teka Teki Angkanya

4 komentar:

  1. lam kenal juga. Namamu sudah saya catat ya. Makasih sudah ikut serta.

    BalasHapus
  2. Mudah-mudahan menang, Mbak. Amin.

    BalasHapus
  3. Bulek di Surabaya di mana. Aku punya sdr di Pondok Candra dan Gunung Anyar.
    Lha Ponorogo-nya di mana ? Aku di Pulung atau Sooko. Bulek masih sering mudik ke Ponorogo atau sudah nggak pernah lagi nengok kampung halaman ?
    Ponorogo memang sepi, soalnya kebanyakan warga dgn usia produktif merantau jadi TKI ke negeri orang. Sejak di SMP & SMA, cita2 kebanyakan teman adalah pengin kerja di luar negeri (istilah keren dari TKI). Para calo agen PJTKI juga sangat rajin keluar-masuk kampung (dan sekolahan2) untuk mempromosikan betapa hebatnya jadi TKI. Bahkan ada yg berani kasih porsekot dulu (kayak ngijon padi).
    Kerja di luar negeri memang oke-2 saja, asalkan penyalur TKI benar2 tanggung-jawab. Kasih training dulu sebelum berangkat dan memantau terus pelaksanaan di luar negeri. Sayangnya semua itu kurang dilaksanakan dgn baik. Seharusnya lulusan SLTA + training, bisa jadi TKI skill, bukan hanya sekedar buruh kasar non-skill yg gajinya kecil.
    Semoga Ponorogo ke depan bisa lebih baik lagi. Syukur2 pemerintah Pemkab atau Pemda Jatim mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, sehingga kita2 nggak perlu eksodus ke negerinya orang padahal hanya untuk jadi buruh kasar. Akibat berikutnya, Ponorogo sepi ditinggal warganya dan pembangunan pun seperti kurang diperhatikan lagi. Akhirnya Ponorogo semakin tertinggal dibandingkan wilayah2 lainnya. Semakin sedih lagi, Reog pun yg adalah warisan budaya kita, diklaim jadi milik negeri tetangga. Ini gara2 banyak warga Ponorogo yg bekerja dan tinggal di negeri itu sejak bertahun2 yg lalu dan Reog pun sering mereka pentaskan di sanan.
    Semoga Ponorogo tidak semakin "meredup" dan semakin "ditinggal lari" warga masyarakatnya sendiri.

    BalasHapus