Rabu, 27 Juli 2011

SEPENGGAL KISAH TENTANG IBUKU


Inilah sosok Ibuku. Aku hanya bisa termenung di sudut kamarku ketika rindu itu tiba-tiba saja menghampiriku. Aku hanya bisa menatap wajahnya yang ayu. 

Terbayang olehku, disaat aku masih tinggal bersama Ibu di rumah. Seperti dulu. Di saat aku masih bisa melihat wajah Ibu dari dekat. Di saat aku masih suka bergelayut manja di pundak Ibu. Di saat aku dirundung resah gelisah, gundah gulana, Ibulah tempat curhatku.

Ibuku adalah perempuan luar biasa yang selalu mengajariku banyak hal. Dia selalu ada untukku. Dia yang terbaik di mataku. Dia segalanya dalam hidupku. Pengorbanannya, kasih sayangnya, ketulusan cintanya. Semua diberikan kepada anak-anaknya, kapan dan dimana saja. Tidak ada bedanya, ketika kami masih kanak-kanak maupun sudah dewasa. Sekali pun sudah berkeluarga. Perhatian dan kebaikannya tak akan pernah luntur ditelan usia.

Ibu…
Rasanya tak sanggup dan tak akan habis aku menuliskannya
Tentang cinta dan kasih sayang
Tentang ketulusan dan keikhlasan
Tentang Kesabaran dalam menghadapi ujian yang menyapa
Tentang Kesetiaan seorang istri kepada suami
Tentang Kebaikan dan perhatian yang telah engkau berikan

Ibu…
Ajari aku untuk lebih mengenalmu
Ajari aku untuk lebih memahami keinginanmu
Ajari aku untuk menjadi Ibu yang baik buat anak-anakku
Jangan pernah berhenti untuk mengajariku tentang banyak hal

Ibu…
Ajarilah aku dengan ketulusan cintamu

***
Inilah sepenggal tulisanku tentang Ibuku “IBUKU ADALAH...DIA YANG SELALU MENGAJARIKU” Sebuah tulisan yang kunanti dengan degup jantungku, yang kusambut dengan derai air mataku.

Ketika pertama kali tulisanku masuk ke lima puluh besar. Alhamdulillah…Kuucap syukurku kepadaMu Ya Allah atas segala limpahan rahmatMu. Dan ketika berhasil lolos di tiga puluh besar, aku pun tak bisa berkata-kata. Ya Allah, ini adalah sebuah anugerah terindah dariMu.
Dan akhirnya…penantian itu pun berakhir di gerbong 15. Allah…aku bersujud syukur kepadaMu. Tak kusangka tulisanku ada diantara mereka, penulis-penulis senior, seperti :
·         Sinta Yudisia (Mama Perempuan Rasional yang Tangguh)
·         Riyanto El Harist (Ibuku Adalah Titian Cinta dan Ketegaranku)
·         Dhony Firmansyah (Ibuku Adalah Inspirasi Kemenangan Hidup)
·         Awy’ A. Qolawun (Nada Cinta nan Abadi)
·         Naqiyyah Syam (Ibuku Adalah Guru Inspirasiku)
·         Dang Aji (Ibuku Adalah Bapakku)
·         Jazim Naira Chand (Ibuku Adalah Sebuah Rahasia Cinta)
·         Itok Kurniawan (Ayat-ayat Sunyi untuk Sri Bumi)
·         Dan masih banyak lagi

Aku merasa tersanjung dan sekaligus bahagia bisa satu buku dengan mereka. Dan tulisan ini sebagai  pembuka pintu gerbangku tuk mengejar mimpi-mimpiku. Ini adalah tulisan pertamaku yang kutulis dengan hati dan perasaanku dan semoga saja  bukan tulisan terakhirku.

Penasaran?! Pengin tahu kelanjutan ceritanya? Beli bukunya dan jangan ketinggalan!
Buku bisa pesan langsung di Leutikaprio atau menghubungi langsung ke salah satu penulisnya : Ananda Mutiara. Aku tunggu ya kabarnya!

1 komentar:

  1. Alhamdulillah, wasyukurillah. Izinkan saya turut berbahagia atas terbitnya buku ini, terutama karena saudarikulah yang menjadi salah satu penulisnya. Saya bisa merasakan kebahagiaan seperti ini, dan yang terpenting adalah bukan karena nama kita tercantum, tapi karena kita bisa berbagi hikmah dan pelajaran melalui buku ini.

    Semoga, diawali dengan buku ini, kelak akan terbit buku-buku dimana tercantum nama Ananda Mutiara sebagai penulis tunggalnya. Amin. Saling mengingatkan, menguatkan dan juga mendoakan. Insya Allah.

    BalasHapus