Ini adalah materi
kelanjutan dari “Menulis Pembuka Yang Memikat # 3”. Maaf baru sempat posting
kelanjutannya. Dan kali ini adalah postingan terakhir dari materi “Menulis
Pembuka Yang Memikat”. Alhamdulillah, semoga bermanfaat.
Pembuka # 8 : Pertanyaan /
Dialog
Membuka cerita dengan pertanyaan atau dialog, yang mengarah pada tema
cerita yang ingin disampaikan.
Tujuan : mementikkan rasa penasaran
pembaca dari pertanyaan / dialog. Kebanyakan motivasi untuk terus membaca
datang dari pertanyaan. Membaca adalah proses pencarian jawaban.
Kelebihan : pertanyaan (dalam dialog)
membawa pembaca langsung pada adegan (terjun di tengah-tengah aksi)
Contoh Pembuka Pertanyaan
/ Dialog
“Saya ada pesan penting untuk Anda, Dr. Beckwith.”
“Saya sibuk sekali saat ini. Dapatkah saya menghubungi Anda kembali?”
“Sebenarnya saya lebih senang jika bisa berbicara langsung dengan Anda, Profesor.”…
“Dapatkah Anda datang ke Boston sebelum pukul lima?” tanya Wakil Sekretaris
pada Konsulat Prancis.
(Man, Woman, and Child, Erich Segal)
“Peter, apakah mereka sudah kelihatan?”
Ini pertanyaan yang
diajukan pada 20 Mei 1859 kepada pelayannya oleh seorang lelaki yang baru
berumur empat puluh, yang memakai jas panjang berdebu dan celana panjang
kotak-kotak, ketika dia keluar tak bertopi dengan langkah-langkah pendek di
sebuah stasiun di jalan raya X.
(Fathers and Sons, Turgenev)
Pembuka # 9 : Aksi /
Adegan
Membuka cerita dengan gerakan (action) atau
adegan. Sering sudah merupakan gabungan antara aksi, seting, dan tokoh.
Tujuan : untuk menangkap perhatian pembaca dengan segera.
Kelebihan : langsung membuat pembaca tersedot dalam cerita (penasaran) karena
langsung masuk dalam adegan.
Contoh
Pembuka Aksi / Adegan
Lemparan bola itu tinggi dan lebar. Dia melompat
untuk menangkapnya, merasakan bola itu menampar tangannya dengan keras, saat
dia menggerakkan pinggulnya untuk melepaskan terkaman pemain yang menerjangnya.
(The Eighty-Yard Run, Irwin Shaw)
Museum Louvre, Paris, 10:46 Malam
Kurator terkenal Jacques Sauniere menatap jauh
melintasi selasar berongga Galeri Agung Museum Louvre. Ia menerjang lukisan
terdekat yang dapat ia lihat, lukisan Caravaggio. Dengan menceng-keram bingkai
bersepuh emas itu, lelaki berusia 76 itu merenggutkan mahakarya itu ke arah
dirinya. Lukisan itu terlepas dari dinding, dan Sauniere terjengkang di bawah
kanvas.
(The Da Vinci Code, Dan Brown)
Dmitri bertanya, “Anda tahu kita diikuti, Mr.
Stanford?”
“Ya.” Sudah sejak kemarin ia menyadari kehadiran orang-orang
ini.
Harry Stanford mula-mula mengetahui kehadiran
mereka karena mereka terlalu santai, dan berusaha terlalu keras untuk tidak
memandang ke arahnya. Setiap kali Harry Stanford menoleh, ia melihat salah satu
dari mereka di belakangnya.
(Morning, Noon, & Night, Sidney Sheldon)
CATATAN TENTANG PEMBUKA
Masih banyak macam pembuka lainnya. Sebagai misal:
perjalanan, lelucon, pikiran tokoh, ramalan. Anda bisa menemukan pembuka
terbaik ciptaan sendiri.
Inti pembuka sebenarnya adalah “mengarahkan pembaca”,
dan bukan sekedar unik dan menarik.
Untuk mempersiapkan pembaca, segera setelah kalimat
pembuka, perlu memperkenalkan tokoh, seting, permasalahan (krisis); sesuatu
yang akan diselesaikan pada cerita berikutnya.
Dan sambil memperkenalkan semua unsur cerita,
buatlah pembaca mulai melihat, mendengar, mengalami, dan terlibat dalam cerita.
Kata singkat tentang “pembuka”
- Banyak jalan menuju Roma
- Anda bisa memasuki kota itu dari sembilan pintu.
- Meski pintu yang Anda masuki memberikan pengalam-an tersendiri tentang Roma, begitu mencapai Koloseum, pengalaman pertama itu tidaklah terlalu penting.
- Kini Anda sudah bersama singa-singa lapar yang siap menerkam!
- Gunakan pembuka sesuai perannya :
Jalan masuk untuk menemukan sesuatu yang lebih besar daripadanya.
Harus “menuju” ke “sesuatu”.
Benang-benang cerita harus ada rajutan ke cerita selanjutnya.
Tempat paling gawat jika tidak beres, janji untuk konsisten pada tema, tempat, para tokoh dsb.
Jika tidak bisa menjaga janji ini, gantilah pembuka yang lain.
jadi jangan to the point ya mbak
BalasHapusTernyata banyak ragam pembuka dalam membuat tulisan ya Mbak. Selama ini saya gak perhatian, asal nulis apa sj yg dianggap cocok...#mekso jugak
BalasHapus