Siang ini, kantorku tak seramai biasanya. Tak banyak tamu datang untuk berkonsultasi. Apa karena mau hujan ya? Di luar terlihat mendung menggantung, mungkin sebentar lagi hujan turun. “Santai dulu, ah!” Mumpung nggak ada tamu, aku gunakan waktu luangku untuk berkelana di dunia maya. Lama aku tidak menyapanya karena kesibukanku yang berjibun.
Kucoba membuka emailku. Ada satu email yang membuatku bertanya-tanya,”Email dari siapakah ini?” senyumku dalam hati. Ternyata email itu dari Pak Arman, sebut saja seperti itu. Dia adalah pimpinan kantorku. Aku jadi penasaran ingin secepatnya membuka email itu.
“Teori 5 Orang”.
Sebuah filosofi dr Charles Schulz, penulis “Peanuts” Comic strip. Siapa ya ini? Nama itu begitu asing bagiku, baru kali ini aku dengar.
1. Siapa nama 5 org terkaya didunia?
2. Siapa nama 5 pemenang tropy?
3. Siapa nama 5 miss america terakhir?
4. Siapa nama 5 org pemenang nobel?
5. Siapa nama 5 org pemenang Academy Award?
“Lima orang terkaya di dunia? Siapa ya? Lima orang pemenang tropy? Maksudnya apaan? Lima Miss America terakhir? Mungkin masih bisa dijawab. Pemenang Nobel? Academy Award? Tahu, ah, gelap!” Emang pertanyaannya yang sulit atau akunya yang nggak bisa jawab?
Aku meneruskan membaca email itu. Kali ini ada lima lagi pertanyaan. Kayak ujian saja, batinku
1. Siapa nama 5 guru yg telah membantu anda dalam perjalanan sukses anda disekolah?
2. Siapa nama 5 teman yang membantu anda dalam waktu kesulitan?
3. Siapa nama 5 org yg mengajarkan anda sesuatu yg berharga?
4. Siapa nama 5 org yg membuatmu merasa dihargai dan special?
5. Siapa nama 5 org yg anda sangat menikmati waktu bersamanya?
“Kalau yang ini sih, insya Allah semua orang bisa menjawabnya tanpa berpikir panjang karena kita akan selalu ingat siapa saja yang telah berjasa dalam kehidupan kita. Setiap orang akan menjawabnya dengan mudah, yang pasti jawabannya tidak akan sama.”
***
Ketika penghargaan itu diraih, misalkan saja penghargaan sebagai orang terkaya di dunia, sebagai Miss America terakhir, atau sebagai pemenang academy award. Saat itu juga, riuh tepuk tangan dari para penggemar dan pendukungnya membahana, ibarat menyambut kedatangan Ratu sejagad. Tapi ketika tepuk tangan itu telah sirna, pencapaian telah dilupakan dan penghargaan pun beralih ke tangan orang lain. Masih ingatkah kita?
Tidak ada seorangpun dari kita yang masih mengingatnya, yang diingat adalah orang yang telah menggantikannya dan begitu seterusnya.
Akan lain halnya, apabila kita mengingat orang-orang yang selalu peduli dan mengasihi kita dengan tulus, seperti guru yang telah membantu kita dalam perjalanan sukses kita di sekolah, teman yang membantu kita dalam keadaan kesulitan, atau orang-orang yang telah mengajarkan kita sesuatu yang berharga, yang membuat kita merasa dihargai dan diistimewakan, atau bahkan orang-orang dimana kita sangat menikmati waktu bersamanya. Begitu mudah kita mengingatnya dan akan lebih mudah lagi menyebutnya.
“Teori 5 Orang” dari dr Charles Schulz, penulis “Peanuts” Comic strip ini memberikan pelajaran buat kita, bahwa orang-orang yang selalu mengingatkan kita adalah bukanlah orang-orang yang memenangkan sebuah penghargaan tapi mereka adalah orang-orang yang peduli dan mengasihi kita dengan tulus ikhlas.
Oleh karena itulah, kita seharusnya menghargai waktu kita, ketika kita bersama orang-orang yang kita cintai dan mencintai kita, orang-orang yang mengasihi dan menyayangi kita, menerima kita dengan ketulusan dan keikhlasannya terutama keluarga kita, orang-orang yang selalu dekat dengan kita. Karena waktu selalu berjalan, dan kita tidak pernah tahu dan tidak akan mungkin tahu apa yang akan terjadi ketika orang-orang yang kita cintai dan kita harapkan dipanggil oleh-Nya.
Alhamdulillah, hari ini aku mendapatkan pencerahan. Begitulah Pak Arman, pimpinan kantorku. Orangnya low profile, bijaksana dan tentu saja sabar. Walaupun beliau seorang pimpinan, memperlakukan kami bukan sebagai bawahannya, tapi lebih sebagai partner kerjanya.
Disela-sela kesibukannya, beliau selalu menyempatkan waktu luangnya untuk berkunjung ke kantor, sekedar menyapa dan menanyakan bagaimana keadaan kami di kantor. Apakah kantor ada masalah atau tidak? Apakah ada yang perlu dibantu? Apakah kami bisa bekerja dengan baik dan nyaman? Dan selalu saja diantara obrolan itu, diselipkan kata-kata bijak sebagai pesan berharga buat kami agar kami bisa mengambil hikmah dan pelajarannya.
Ya…seperti sekarang ini, pesan-pesan yang penuh makna itu diselipkan diantara email-emailku.
Wallahu’alam bis shawab